Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saudi Aramco Investasi US$ 7 Miliar di Petronas

Saudi Aramco Investasi US$ 7 Miliar di Petronas Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mengumumkan bahwa perusahaan migas nasional Arab Saudi, Saudi Aramco, akan berinvesasi senilai US$ 7 miliar dalam pembangunan kilang minyak Petronas.

Investasi kilang tersebut, merupakan bagian dari proyek Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID) senilai US$ 27 miliar di Pengerang, Johor.

Pengumuman tersebut dikeluarkan pada hari kedua kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Kuala Lumpur. Dengan investasi sebesar itu, Saudi Aramco akan memiliki 50 persen saham di proyek kilang petrokimia RAPID dari Petronas. Dengan demikian, Aramco akan menjadi investor tunggal terbesar RAPID di Johor.

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Raja Salman pada Selasa (28/2) di Kuala Lumpur.

Najib mengatakan, hubungan kerja sama ekonomi Malaysia dan Arab Saudi berada pada tingkat tertinggi sepanjang masa. Dia juga meminta, agar investasi tersebut tidak dipolitisasi.
?
"Ketika kami pergi ke China, kami dituduh menjual kedaulatan kami. Saya penasaran, apa yang akan mereka katakan sekarang bahwa Arab Saudi telah berinvestasi di Malaysia. Apakah mereka akan mengatakan kami menjual kedaulatan negara kepada Arab Saudi?" kata Najib, seperti dikutip dari laman Channel NewsAsia di Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Proyek RAPID diharapkan akan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2019. Proyek ini akan mencakup pembangunan kilang minyak berkapasitas 300 ribu barel minyak mentah per hari. Produksi tersebut kemudian diolah menjadi bensin dan diesel. Fasilitas ini juga akan memproduksi 3,5 juta ton produk petrokimia per tahun.


Selain investasi, Saudi Aramco juga akan memasok 70 persen bahan baku untuk kilang RAPID. Ketua Saudi Aramco Khalid al-Falih mengatakan keputusan investasi ini karena besarnya potensi Malaysia dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara di masa mendatang.

?Kami melihat Malaysia sebagai pasar dan platform kami menargetkan peningkatan kerja sama ekonomi di Asia Tenggara dan kawasan Asia,? kata Khalid.

Proyek RAPID sendiri diharapkan memperkuat ekuitas Saudi Aramco yang berencana melakukan go public atau penawaran saham perdana (IPO) pada tahun depan.

Khalid yang juga Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, menambahkan bahwa kerja sama dengan Petronas akan meningkatkan Saudi Aramco menjadi perusahaan energi dengan portofolio lebih luas di bidang energi hulu dan hilir di tahun-tahun mendatang.

Investasi Arab Saudi ke Asia Tenggara ini juga sejalan dengan Visi 2030 Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan dari pendapatan minyak.

Seperti diketahui, Raja Salman selama satu bulan ini, melakukan tur ke enam negara Asia, yakni Malaysia, Indonesia, Brunei, China, Jepang, dan Maladewa, untuk meningkatkan kerja sama dan investasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: