Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dampak Larangan Trump Terhadap Pariwisata AS

Ini Dampak Larangan Trump Terhadap Pariwisata AS Kredit Foto: Reuters/Carlo Allegri
Warta Ekonomi, Berlin -

Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperbarui larangan memasuki AS --bagi warga negara sejumlah negara berpenduduk mayoritas Muslim-- tidak akan mengurangi dampak terhadap sektor pariwisata, kata kepala Badan Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa, Selasa (7/3/2017).

"Orang-orang tidak akan mau datang ke tempat yang tidak membuat mereka nyaman," kata Taleb Rifai, sekretaris jenderal badan PBB tersebut.

Rifai berbicara kepada Reuters sebelum pembukaan pameran perdagangan pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin, yang dimulai Rabu.

Trump pada Senin menandatangani sebuah perintah eksekutif yang telah diperbarui menyangkut keimigrasian setelah perintahnya yang lalu diblok oleh pengadilan.

Berdasarkan perintah, para warga dari enam negara berpenduduk mayoritas Muslim dilarang masuk ke Amerika Serikat. Namun, perintah yang diperbarui itu mengeluarkan Irak dari daftar sebelumnya.

"Ini bukan masalah negara-negara mana yang termasuk (dalam daftar), ini lebih kepada soal perilaku," kata Rifai.

Pekan lalu, Rifai mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat telah kehilangan potensi pendapatan sebesar 185 juta dolar AS (sekitar Rp2,4 triliun) setiap bulannya setelah larangan pertama diterapkan.

AS juga akan kehilangan puluhan juta dolar lagi setiap bulan jika kebijakan serupa terus diterapkan.

Menurut data bulan ini dari perusahaan analisa pariwisata, ForwardKeys, kekuatan minat kunjungan ke Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang sudah melemah.

Namun, penurunan minat berkunjung ke AS diperkirakan tidak akan berdampak pada minat kunjungan wisata secara umum.

Jumlah wisatawan asing diperkirakan akan tumbuh tiga atau empat persen tahun ini dibandingkan tahun lalu, yang saat itu berjumlah 1,24 miliar orang, kata Rifai pada Selasa.

"Dunia telah membuka diri sedemikian hebatnya. Sekarang begitu banyak pilihan. Kalau kita ingin bermain judi, kita tidak harus pergi ke Las Vegas, sebagai pengganti kita bisa pergi ke Makau," ujarnya.

Lembaga pengamat pasar Euromonitor telah memangkas perkiraan jumlah wisatawan yang datang di AS hingga tahun 2020 menjadi 84,2 juta dari 85,2 juta di tengah ketidakpastian soal larangan masuk ke AS. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: