Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelaku Industri Keramik Ngeluh Harga Gas Belum Turun

Pelaku Industri Keramik Ngeluh Harga Gas Belum Turun Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaku industri keramik masih menantikan terjadinya penurunan harga gas. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Elisa Sinaga mengungkapkan penurunan harga gas sangat dibutuhkan demi meningkatkan daya saing.

Hal itu dikatakan Elisa di hadapan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam pembukaan Pameran Keramika 2017 di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis (16/3/2017).

"Gas saat ini begitu penting dan pengaruhnya begitu besar bagi industri keramik. Terlebih saat ini harga gas kita rasakan saat ini cukup mahal. Tapi kami yakin dalam posisi saat ini yang kami dengar (harga gas) sudah dibahas dan sudah mulai diselesaikan dalam tahap akhir di Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral)," jelasnya.

Ia juga berharap kepada Kementerian Perindustrian agar mampu membantu pelaku industri khususnya industri keramik agar mampu mengatasi masalah mahalnya harga gas. "Mudah-mudahan dengan dukungan Pak Menteri, penurunan harga gas dapat terjadi. Kami yakin pak Menteri yang pernah menduduki Komisi 6 &7 DPR sangat paham betul korelasi industri dan energi. Dukungan bapak, kami apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya dan kami paham bapak sudah melakukan dengan optimal," lanjutnya.

Dia juga meyakini, dengan diturunkannya harga gas tidak akan mengganggu industri gas. Justru dengan harga gas industri yang turun, industri keramik akan tumbuh dan permintaan gas akan meningkat.

Sementara itu Menperin Airlangga mengatakan industri keramik di Indonesia merupakan salah satu kelompok industri yang dapat diandalkan sebagai penggerak industri nasional selama 25 tahun terakhir. Perkembangan industri keramik saat ini di Indonesia seperti industri keramik tile, tableware, saniter, dan keramik hias telah memberikan hasil yang menggembirakan, baik dilihat dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja.

?Potensi keramik kita nomor empat di dunia, namun sekarang nomor tujuh di dunia. Ini disebabkan utilisasi kapasitas yang 557 juta meter persegi ini sekarang hanya 65%. Jadi ini menjadi tantangan bahwa industri ini adalah industri yang bahan bakunya dalam negeri, tenaga kerja dalam negeri dan industri ini sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri,? kata Airlangga.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: