Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Keripik Kentang Merah Aleza, Berawal dari Hobi Menjadi Pundi-pundi Uang

Keripik Kentang Merah Aleza, Berawal dari Hobi Menjadi Pundi-pundi Uang Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Usaha rumahan memang tidak bisa dipandang sebelah mata, khususnya bagi seorang ibu rumah tangga yang kerap?fokus mengurus suami dan anak-anak.

Siswani, wanita kelahiran tahun 1968 ini adalah seorang ibu rumah tangga yang setiap hari menunggu suami dan anak-anak pulang ke rumah. Namun, ketika dalam penantian, sang ibu selalu rajin ke dapur memasak cemilan untuk keluarga.

Hingga?suatu ketika mendatangi pesantren di mana dua orang anaknya menempuh pendidikan, sang ibu membawa makanan kecil berupa keripik kentang merah. Nah, dari awal inilah sang ibu menekuni bisnis kecil-kecilan karena setiap ke pesantren, banyak pengajar yang memesan?keripik kentang merah tersebut.

"Saya melihat bisnis kentang goreng merah memiliki prospek menjanjikan. Hal ini terbukti dengan banyaknya peminat cemilan, yaitu dari pertengahan tahun 2012," katanya saat dijumpai Warta Ekonomi di rumahnya, Jalan Pelita IV, Medan, Sabtu (18/3/2017).

Dikatakannya, dengan bermodalkan kompor gas maka Siswani mulai disibukkan dengan pesanan-pesanan dari perkantoran maupun sekolah.

"Kapasitas produksi kita tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Mencapai setengah ton dengan kapasitas produksi 20 kg perhari. Harga jual Rp16 ribu perbungkus," ujarnya.

Ia mengatakan kemasan yang digunakan hanya memakai plastik putih dan kemudian ditempel dengan stiker nama produk Aleza. Keripik kentang merah inipun diharapkan dapat semakin memperluas jangkauan pasar.

"Pada saat ini, alhamdulillah, sudah masuk ke kantor-kantor pemerintah. Bahkan, kalau saya masuk ke kantor Bank Indonesia saja dalam waktu satu jam bisa menghasilkan penjualan Rp2 juta dengan membawa keripik kentang merah original dan balado," katanya.

Ia menyampaikan usaha yang ditekuni tidak membutuhkan?karyawan sebab masih?bisa dikerjakan seorang diri?di rumah. Ia menjelaskan dirinya membutuhkan?waktu enam jam untuk menggoreng kentang hingga menjadi keripik. Adapun, keripik dapat bertahan hingga dua bulan.

"Saat ini omzet saya dalam seminggu mencapai Rp2 juta dan saya belum berpikir untuk meminjam modal tambahan ke bank sebab usaha saya ini saya yakini akan semakin maju dengan modal kecil yang saya punya. Kalau nanti ada program ekspor mungkin saya akan meminjam," katanya.

Siswani berharap keripik kentang merahnya akan menjadi cemilan oleh-oleh khas Medan yang banyak dikenal orang.

"Memang sudah ada yang pesan sebagai oleh-oleh, namun saya akan lebih giat lagi memasarkannya dengan menggunakan media sosial," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel:

Berita Terkait