Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2019, Biofarma Siap Genjot Produksi Vaksin

2019, Biofarma Siap Genjot Produksi Vaksin Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perseroan Terbatas Bio Farma (Persero) siap menggenjot produksi hingga seperempat produk dari total produksi saat ini dengan meluncurkan sejumlah vaksin dan produk bioteknologi baru pada 2019.

Direktur Produksi Bio Farma Juliman di Bandung, Senin (20/3/2017), mengatakan perseroan sedang menyiapkan fasilitas untuk menambah kapasitas produksi dengan penambahan gedung baru.

"Produksi saat ini lebih dari dua miliar dosis per tahun. Pada 2019 bisa di atas 2,1 miliar," kata Juliman.

Penambahan produksi tersebut dikarenakan Bio Farma akan meluncurkan beberapa vaksin baru pada 2019 seperti tifoid konjugat untuk penyakit tifus, peunom untuk penyakit peunomia atau paru-paru, rotavirus untuk diare, dan produk biosimilar untuk pengobatan kanker payudara.

Manager Proyek Integrasi Divisi Pengembangan Bio Farma Erman Tritama mengungkapkan perseroan saat ini sudah memiliki satu gedung baru dengan enam lantai untuk penambahan kapasitas produksi.

Erman menyebut tiap lantai bisa memproduksi minimal 100 juta dosis vaksin. "Jadi satu gedung itu minimal bisa tambah 500 juta dosis," kata dia. Dengan begitu penambahan gedung baru tersebut bisa meningkatkan kapasitas produksi jadi 2,5 miliar dosis setahun.

Namun dia menyebutkan vaksin baru yang diharapkan akan diluncurkan pada 2019 diproduksi masing-masing minimal sebanyak 20 juta dosis. Sehingga penambahan jumlah produksi pada 2019 setidaknya di atas 2,1 miliar dosis per tahun.

"Untuk produksi awal biasanya kita siapkan untuk kebutuhan dalam negeri dulu, minimal 20 juta dosis," kata dia. Juliman menegaskan bahwa untuk memproduksi vaksin baru harus dilakukan secara bertahap.

Dia menjelaskan dalam pembangunan kapasitas produksi vaksin harus memiliki fasilitas dan peralatan berkualitas tinggi dan membutuhkan persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Badan Kesehatan Dunia (WHO) agar bisa dipasarkan di kancah global. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: