Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

RUPSLB Tak Kuorum, Rencana Divestasi SSIA Tertunda

RUPSLB Tak Kuorum, Rencana Divestasi SSIA Tertunda Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) hari ini berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan para pemegang saham terkait rencana divestasi unit usaha jalan tol Cikopo-Palimanan milik perseroan kepada PT Astratel Nusantara.

Namun, rencana tersebut gagal. Lantaran jumlah pemegang saham yang hadir tak memenuhi kuorum sehingga direksi memutuskan menunda rapat pengambilan keputusan. Pasalnya, untuk pengambilan keputusan divestasi, yakni 75 persen.?

?Pengambilan keputusan tidak jadi dilakukan karena kita butuhnya 75 persen pemegang saham hadir, tetapi kita tidak meraih 75 persen tersebut hari ini. Kita akan adakan rapat lagi kira-kira sepuluh hari dari sekarang,? ujar Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa, Rabu (22/3/2017).

Sekadar informasi, perseroan sudah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) bersyarat dengan Astratel Nusantara, anak usaha PT Astra International Tbk, pada Januari lalu. Pada prinsipnya, Astratel sudah siap mengambil alih 60% saham perseroan pada PT Baskhara Utama Sedaya (BUS), tinggal menunggu persetujuan pemegang saham SSIA.

Adapun, BUS merupakan pemegang 45 persen saham di PT Lintas Marga Sedaya (LMS) yang adalah operator jalan tol Cikopo-Palimanan. Pemegang saham utama LMS adalah Pluss Expressway Bhd, anak usaha UEM Group, operator jalan tol terbesar di Malaysia. Di mana, SSIA pada BUS dimiliki dua anak usahanya, masing-masing PT Karsa Sedaya Sejahtera (KSS) sebanyak 45,62 persen dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) sebanyak 14,38 persen. SSIA akan mengantongi Rp2,56 triliun dari transaksi itu, masing-masing Rp2,34 triliun dari KSS dan Rp233 miliar dari NRCA.

Menurut Erlin, divestasi bisnis tol akan sangat membantu perseroan untuk merealisasikan rencana-rencana tersebut. Apalagi, sejak beroperasi pada 2015 lalu, tol Cipali masih menyumbang rugi bagi perseroan. Per Sepertember 2016, rugi dari tol Cipali mencapai Rp65,6 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: