Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Verizon dan AT&T Tarik Iklan di YouTube dan Google

Verizon dan AT&T Tarik Iklan di YouTube dan Google Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Verizon Communications dan AT&T mencabut iklan mereka di YouTube dan Google lantaran dinilai memuat konten berbau ekstremis.

Jurubicara Verizon menjelaskan keputusan menghentikan iklan di YouTube karena khawatir iklan mereka muncul pada konten yang tidak patut. Ditambah lagi, saat ini sistem iklan otomatis Google memungkinkan penempatan iklan perusahaan dalam konten ekstremis yang berbau terorisme dan kebencian.

"Kami prihatin iklan kami muncul pada konten YouTube yang mempromosikan terorisme. Oleh karena itu, kami putuskan untuk menghapus iklan dari platform nonpencarian Google hingga Google bisa memastikan hal ini tidak akan terjadi lagi," kata juru bicara Verizon seperti dikutip dari laman Reuters di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).

Sebelum perusahaan AS tersebut, perusahaan Inggris yakni Marks and Spencer Group dan The Guardian sudah lebih dulu menarik iklan mereka di YouTube. Perusahaan dan politisi di Eropa mengkritik pedas Google karena konten YouTube masih menampilkan unsur homophobia atau anti-semitik.

Guardian mengeluh karena iklan mereka kerap muncul bersamaan dengan video white nationalism dan ekstremisme Islam. Guardian kemudian memutuskan menarik iklannya sejak bulan lalu.

Perusahaan lain yang berencana menyusul menarik iklan dari Youtube dan Google adalah Mondelez International Inc. Juru bicara Mondelez mengatakan pihaknya sedang mencari bukti jika iklan mereka muncul pada konten yang tidak pantas.

"Kami masih mengawasi kondisi tersebut dan terus berdiskusi dengan Google dan YouTube terkait masalah ini," ucap juru bicara Mondelez.

Hingga saat ini Google enggan berkomentar terkait penarikan iklan dari korporasi besar. Hanya saja, raksasa teknologi AS ini dikabarkan berjanji merombak sistem konten iklan. Google juga memastikan iklan yang masuk tidak menumpuk.

Analis Jackdaw Research Jan Dawson menilai jika Google tidak segera memperbaiki layanan iklan maka mereka akan mengalami kerugian jangka pendek. Sementara itu, dalam jangka panjang, Google akan kehilangan kepercayaan klien dalam penempatan iklan otomatis. Sebab, ada kekhawatiran para pengiklan bahwa Google tidak lagi memiliki kontrol atas iklan yang muncul.

Lembaga riset eMarketer memperkirakan pendapatan iklan bersih YouTube bisa naik mencapai US$ 7 miliar di tahun ini. Meski begitu, minat iklan di Google diyakini tidak akan berkurang. Sebagai informasi, YouTube saat ini menjadi mesin pertumbuhan bisnis Google. Pendapatan iklan YouTube mencapai US$5,58 miliar di tahun 2016.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: