Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos United Airlines Minta Maaf atas Insiden Penyeretan Penumpang

Bos United Airlines Minta Maaf atas Insiden Penyeretan Penumpang Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO maskapai penerbangan Amerika Serikat United Airlines akhirnnya menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang "benar-benar mengerikan" saat seorang penumpang diseret paksa keluar dari pesawat, setelah sempat membela para stafnya.

Oscar Munoz menyatakan dirinya sangat malu dan terganggu oleh insiden yang direkam menggunakan kamera telepon seluler dan beredar viral di media sosial. Dalam pernyataan terbarunya, Munoz menyatakan dirinya bertanggung jawab atas insiden tersebut dan akan memperbaikinya. Ia menegaskan perusahaannya akan melakukan perubahan dan telah memerintahkan peninjauan atas kebijakan United terkait kelebihan penumpang. Ia pun berjanji hal serupa tak akan pernah terjadi lagi

Kendati demikian, bos maskapai United Airlines tersebut menyatakan dirinya tak berencana untuk mundur terkait insiden pengusiran paksa tersebut. Hal ini disampaikan di tengah gencarnya desakan pengunduran dirinya terkait peristiwa yang menghebohkan dunia itu.

"Saya dipekerjakan untuk membuat United lebih baik dan kami sudah melakukan itu dan itulah yang akan saya terus lakukan," kata Munoz dalam wawancara dalam program "Good Morning America" di stasiun TV ABC, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Sebelumnya, dalam memo kepada seluruh karyawan, yang diperoleh media Amerika Serikat, Oscar Munoz mengatakan 'kecewa melihat dan mendengar hal yang terjadi' namun ia membela stafnya dan meminta untuk bertahan dari kecaman akibat insiden tersebut. Ia mengatakan justru penumpang tersebut yang mengganggu serta mencoba menyerang petugas. Pernyataan tersebut semakin membuat berang netizen yang kemudian mengancam akan mengkampanyekan aksi boikot terhadap United Airlines.

Maskapai United Airlines menuai banyak kecaman sejak beredarnya video pada Minggu (9/4/2017) yang memperlihatkan seorang pria dipaksa turun dari pesawat di Bandara O'Hare, Chicago, AS. Tampak dalam video, pria berusia 69 tahun yang diidentifikasi sebagai Dr. David Dao tersebut ditarik paksa dari kursinya oleh petugas keamanan bandara dan diseret di lantai. Saat itu para penumpang yang lain ikut berteriak ketakutan.

Setelah ramai di medsos, pihak United Airlines memberikan penjelasan atas insiden itu. Disebutkan bahwa penerbangan domestik tersebut kelebihan penumpang karena United harus menerbangkan empat stafnya sehingga harus ada empat penumpang yang dikorbankan untuk turun pesawat. Awalnya, United menawarkan, jika ada empat orang yang mau turun secara sukarela, maka akan diberi kompensasi uang berikut penginapan di hotel.

Namun tidak ada yang mau, sehingga empat orang tersebut dipilih secara acak. Salah satu penumpang yang terpilih, Dr. David Dao tetap menolak turun dengan alasan dia adalah seorang dokter dan harus menangani para pasien di tempat tujuan. Pihak maskapai lalu memanggil petugas keamanan bandara dan dokter tersebut diturunkan secara paksa. Rekaman video yang diabadikan sesama penumpang memperlihatkan dia diseret dan mulutnya mengeluarkan darah dan menjadi viral di media sosial.

Kini, Dao tengah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Chicago. Keluarganya juga merilis pernyataan berisi ucapan terima kasih atas "sokongan yang datang berlimpah". Rekaman tentang peristiwa tersebut memicu kemarahan internasional hingga menyebar ke Vietnam, setelah diketahui bahwa Dao lahir di negara tersebut.

Para pengguna media sosial di Vietnam menyerukan boikot terhadap United Airlies, sementara media di China marak memberitakan insiden tersebut sebagai bukti kemunafikan AS dalam urusan hak asasi manusia. "Menonton video ini membuat darah saya mendidih, aku tidak akan pernah terbang dengan United Airlines," kata salah satu pengguna Facebook, Anh Trang Khuya.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan pemerintah telah "melihat insiden malang di Amerika Serikat". Juru bicara Lu Kang berharap bahwa kejadian tersebut akan diselesaikan dengan baik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: