Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham United Airlines Anjlok Usai Insiden Penyeretan Penumpang

Saham United Airlines Anjlok Usai Insiden Penyeretan Penumpang Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Insiden penyeretan penumpang United Airlines yang ramai menjadi perbincangan internasional langsung berdampak pada maskapai penerbangan Amerika Serikat tersebut. Harga saham perusahaan induk United Airlines langsung anjlok setelah insiden tersebut menjadi viral di dunia maya.

Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (13/4/2017), saham United Continental pada Selasa turun 4,4 persen, menghapus valuasinya sebesar US$1 miliar. Namun, kembali menguat dengan penurunan 1,1 persen atau turun US$ 250 juta pada penutupan perdagangan.

Video penyeretan penumpang oleh United Airlines telah menjadi viral di media sosial hingga memicu aksi boikot terhadap maskapai asal Chicago tersebut. Hastag #BoycottUnited menjadi trending topik dunia di Twitter.

Seruan boikot semakin menguat setelah CEO United Airlines, Oscar Munoz, menyatakan permintaan maaf atas insiden pengusiran seorang penumpang karena kelebihan kapasitas. Namun, ia membela para stafnya dan mengatakan justru penumpang tersebut yang mengganggu serta mencoba menyerang petugas, dalam memo kepada seluruh karyawannya.

Oscar kemudian mengeluarkan pernyataan permintaan maaf baru. Ia menyatakan akan memperbaikinya, sehingga hal itu tidak terulang lagi. Identitas pria yang diseret di sepanjang gang kabin penumpang tersebut adalah David Dao, seorang dokter warga Elizabethtown, Kentucky. Seorang penumpang yang duduk di sebelah pria tersebut mengatakan kepada BBC bahwa Dao menyebut dirinya adalah keturunan Vietnam. Penumpang itu menambahkan, Dao dan istrinya sama-sama berprofesi sebagai dokter.

Selain menjadi viral di media sosial, insiden ini mendorong warga AS membuat petisi yang mendesak pemerintah AS untuk menyelidiki peristiwa tersebut. Sejauh ini, 60.000 orang telah menandatangani petisi yang dikirimkan ke Gedung Putih agar kasus ini mendapat perhatian khusus pemerintah.

Sementara itu, Departemen Transportasi AS saat ini tengah melakukan evaluasi terkait klaim United Airlines yang mengatakan sudah menjalankan aturan terkait masalah overbooking. United Airlines yang berbasis di Chicago adalah maskapai penerbangan terbesar ketiga di AS dalam hal jumlah penumpang. United Airlines mengoperasikan 4.500 penerbangan dalam sehari dari 339 bandara ke berbagai tujuan di lima benua.

Para pakar komunikasi memprediksi inisiden tersebut kemungkinan besar akan merusak upaya United Airlines mengubah citra mereka yang dianggap sebagai salah satu maskapai dengan pelayanan terburuk selama beberapa tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: