Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DPR Minta Nasib Semen Rembang Secepatnya Diputuskan

DPR Minta Nasib Semen Rembang Secepatnya Diputuskan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Rembang -

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta nasib Semen Indonesia di Rembang segera diputuskan dengan secepatnya merampungkan kajian lanjutan sebagaimana direkomendasikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

"Ya, dari hasil KLHS kan merekomendasikan penelitian lebih lanjut untuk pembuktian di bawah Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih yang akan terkena dampak," kata Ketua Komisi V DPR RI Edhy Prabowo di Rembang, Kamis (13/4/2017).

Hal itu diungkapkan politikus Partai Gerindra tersebut di sela kunjungan rombongan komisi yang membidangi pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan yang dipimpinnya itu di pabrik Semen Indonesia di Rembang.

Turut hadir, Herman Khaeron dan Viva Yoga Mauladi yang merupakan Wakil Ketua Komisi V DPR RI, dan lima anggota komisi, serta jajaran pejabat dari kementerian terkait, yakni KLHK dan Kementerian Pertanian.

Edhy mengatakan pemerintah harus mendorong tim untuk secepatnya menyelesaikan kajian lanjutan KLHS itu agar bisa segera diputuskan mengenai nasib Semen Rembang yang merupakan badan usaha milik negara (BUMN).

"Secepatnya harus diputuskan, harus secepatnya. Kami juga akan berkoordinasi dengan KLKH, Kementerian ESDM, dan pimpinan Komisi VII DPR (membidangi energi, riset teknologi, dan lingkungan hidup)," katanya.

Apalagi, kata dia, Semen Indonesia sudah melakukan uji coba produksi dan bukti-bukti kemanfaatan dari kehadiran industri semen "pelat merah" itu sudah dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik.

Pandangan kami, ya, secepatnya. Memang butuh proses karena untuk pembuktian di beberapa titik tidak bisa dilakukan dengan cepat. Makanya, Komisi IV akan terus mengawal," katanya.

Menurut dia, kalau bisa selesai dalam dua bulan, ya harus diselesaikan dua bulan, tidak perlu menunggu sampai beberapa bulan karena akan mengulur waktu.

Di sisi lain, Edhy meminta masyarakat Rembang, khususnya yang tinggal di ring I pabrik untuk bersabar dalam menunggu penelitian lanjutan KLHS dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang justru kontraproduktif.

Sementara itu, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK, Prof. San Afri Awang membenarkan sejauh ini seluruh penelitian geologi belum ada yang bisa membuktikan adanya jaringan air bawah tanah di CAT Watuputih.

"Penelitian mengenai KBAK (Kawasan Bentang Alam Karts) berhenti di Sukolilo. Namun, secara eksokarts atau kenampakan bagian luar dijumpai tanda-tandanya, seperti adanya ponor mata air, punuk-punuk dolina," katanya.

Makanya, kata dia, KLHS merekomendasikan penelitian lebih lanjut karena selama ini yang digunakan data sekunder, dengan meneliti endokarts untuk membuktikan adanya gua dan jaring air tanah yang dilakukan Kementerian ESDM. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: