Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asuransi Pendidikan, Yes or No? (3-Habis)

Oleh: Ila Abdulrahman, Financial Advisor

Asuransi Pendidikan, Yes or No? (3-Habis) Kredit Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sudah dibuka polis asuransi pendidikannya atau ilustrasi dari agen kan? Jadi asuransi pendidikan yes or no? Bagi yang baru membaca artikel ini, silakan dibaca dua artikel sebelumnya, Asuransi Pendidikan Yes or No, bagian satu?dan dua. Mari kita ulas satu persatu.

1. Cek Tujuan Asuransi

Tujuan asuransi adalah proteksi untuk pencari nafkah utama. Dalam asuransi yang Anda tujukan untuk investasi pendidikan silakan dicek siapa yang diproteksi, apakah pencari nafkah utama? Dalam asuransi pendidikan biasanya anak sebagai peserta, harusnya sebagai penerima manfaat atau ahli waris.

Kenapa?saya sampaikan asuransi yang Anda tujukan untuk investasi pendidikan? Karena dalam praktiknya produk tersebut menggunakan asuransi unitlink, agen atau perusahaan asuransi bisa menawarkan dengan berbagai nama, sesuai dengan apa yang dilihat dari nasabah, bisa dana pensiun, dana haji, dana liburan, dan lain-lain.

2. Cek Jumlah Uang Pertanggungan (UP)

Karena tujuan asuransi adalah untuk proteksi maka UP yang dibeli harusnya disesuaikan dengan jumlah kebutuhan dan ahli waris. Artinya, jumlah UP asuransi pendidikan yang dibeli harus mampu menggantikan total jumlah investasi yang harus dilakukan, ketika pencari nafkah utama meninggal.

Misal, jangan sampai total kebutuhan investasi pendidikan dari prasekolah sampai S1 untuk satu orang anak saja, sekitar Rp400-500 juta jika dilakukan investasi sekaligus, ternyata membeli asuransi hanya dengan UP Rp500 jutaan, padahal anaknya dua. Ada pasangan dan orangtua dari pencari nafkah uatama yang juga berhak akan UP.

Ingat, bahwa UP termasuk harta warisan yang harus dibagi berdasarkan jumlah ahli waris yang ada dan berdasarkan ketentuan, baik ketentuan hukum adat, UU, maupun hukum Islam bagi yang menganut agama Islam. Nah, apakah UP-nya sesuai dengan kebutuhan?

3. Cek Nilai Tunai

Kebutuhan biaya pendidikan untuk kuliah saja di 18 tahun mendatang sekitar Rp2-6 miliar. Hitung dana pendidikan yang Anda butuhkan sesuaikan dengan kondisi anak Anda. Misalkan, anak Anda baru lahir, artinya Anda mempersiapkan dan menghitung kebutuhan biaya pendidikan dari prasekolah sampi perguruan tinggi, kumpulkan data biaya masing-masing, kemudian future value-kan sesuai dengan inflasi, lalu total. Silakan dicek apakah total dana tahapan yang akan diterima di tiap jenjang sejumlah tersebut?

4. Besaran Kontribusi (Premi)

Unitlink merupakan produk 2 in 1 berasuransi dan berinvestasi, premi dibagi ke dalam dua keranjang yaitu investasi dan proteksi. Dengan kondisi yang demikian hasilnya baik UP ataupun hasil investasi tidak optimal sehingga Anda harus memilih salah satu mana yang mau dimaksimalkan, apakah benefit UP atau hasil investasi?

Jika UP yang menjadi prioritas, ketahui rate preminya berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, perokok, atau tidak. Misal, rata-rata per Rp100 ribu/bulan, bisa mendapatkan proteksi UP Rp50-100 juta maka untuk UP Rp1 miliar Anda hanya butuh alokasi premi sebesar sekitar Rp1 juta per bulan, bahkan jika usia Anda masih di kisaran 30 tahun, bisa lebih murah lagi.

Jika nilai investasi yang Anda prioritaskan maka dari total kebutuhan dana pendidikan, Anda harus kalkulasi kebutuhan alokasi investasi/preminya dengan memperhitungan imbal hasil investasi atau return of investment (RoI) sehingga TIDAK TERJADI SALAH BELI, apalagi SALAH JUMLAH PREMI (terlalu besar) yang bisa dialokasikan untuk investasi yang lain. Jangan sampai misal hanya butuh premi Rp1 juta per bulan, Anda iya-iya saja dengan angka Rp2 juta per bulan.

5. Cek Imbal Hasil

Berapa imbal hasil yang diberikan oleh asuransi pendidikan tersebut, apakah lebih besar dari kenaikan inflasi pendidikan? Dalam ilustrasi asuransi pendidikan imbal hasil diasumsikan di angka rendah 3%; sedang 15%; dan tingggi 25%. Ingat ini hanya asumsi.

Nah, jika dari kelima poin diatas jawabannya IYA, maka Yes untuk menggunakan asuransi pendidikan sebagai sarana menyiapkan dana pendidikan, namun jika No, Anda mengetahui artinya. Dalam sejarahnya, asuransi pendidikan pasti memberi manfaat, namun manfaatnya belum pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Nilai tunai yang dihasilkan jauh dari kebutuhan biaya pendidikan.

Baiknya untuk menyiapkan kebutuhan perencanaan pendidikan, Anda konsultasikan ke financial planner terpercaya untuk membantu menghitung baik sebagian maupun seluruh perencanaan keuangan Anda dalam bentuk miniplan, maupun perencanaan keuangan komprehensif.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: