Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pupuk Bersubsidi Langka di Solok Selatan

Pupuk Bersubsidi Langka di Solok Selatan Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Solok Selatan -

Pupuk bersubsidi jenis Phonska dan SP 36 langka di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat sejak satu minggu belakangan.Salah seorang petani di Lubuak Gadang Timur, Solok Selatan, Isul (26) di Padang Aro, Sabtu, mengatakan, sudah beberapa pengencer yang ia datangi tetapi dua jenis pupuk ini tidak ada.

"Saya sedang butuh pupuk untuk pemupukan jagung tetapi jenis Phonska dan SP 36 sulit didapat," kata dia, Sabtu (15/4).Untuk pemupukan, tambahnya ia membutuhkan urea, Phonska dan SP 36 tetapi sudah beberapa kios didatangi tetap dua jenis itu tidak ada.

Sedangkan untuk urea, kata dia di setiap kios yang didatangi cukup banyak tersedia. Ia berharap, kelangkaan pupuk ini tidak berlangsung lama karena banyak petani membutuhkannya.

Menurut dia, bila proses pemupukan terlambat dilakukan maka tanaman jagung tidak tumbuh maksimal sehingga buahnya menjadi kecil."Pemupukan jagung yang pertama sangat menentukan hasilnya nanti karena bila terlambat maka pertumbuhannya tidak maksimal," kata dia.

Petani lainnya, Win (60) mengemukakan ia juga sudah mendatangi beberapa kios pupuk tetapi yang ada hanya jenis urea."Jagung merupakan tanaman rakus dan pemupukan akan mempengaruhi hasil panen," kata dia.

Nagari Lubuak Gadang Timur merupakan salah satu sentra jagung Solok Selatan. Salah seorang pengencer Jupriadi menyebutkan kelangkaan dua jenis pupuk ini sudah terjadi sejak satu minggu dan belum tahu kapan akan masuk lagi.

"Banyak petani yang mencari pupuk jenis ini sejak seminggu ini tetapi stoknya yang tidak ada dan belum tahu kapan akan datang.

Selain itu, tambahnya juga sudah menghubungi beberapa kios lainnya tetapi memang belum masuk untuk jenis SP 36 dan Phonska.

Kepala Sub Bagian Bina Produksi Bagian Ekonomi dan Sumberdaya Alam Setdakab Solok Selatan, Doni Hendra menerangkan pemerintah daerah sedang mempersiapkan Komisi Pengawasan pupuk dan Pestisida (KP3).

"Kita sedang menyusun tim KP3 untuk melakuka monitoring kelapangan," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Tri Handoyo Gunardi mengatakan Jatah pupuk bersubsidi untuk Kabupaten itu tahun ini berkurang sebanyak 1.887 ton dari sebelumnya 11.977 ton pada 2016 menjadi 10.090 ton pada 2017.

"Pengurangan jatah pupuk bersubsidi ini bukan hanya untuk Solok Selatan, tetapi merata hampir di seluruh kabupaten/kota secara nasional," tambahnya.

Ia menyebutkan pengurangan jatah pupuk bersubsidi untuk kabupaten itu pada 2017 berdasarkan peraturan gubernur terdiri atas urea berkurang sebanyak 552 ton dari 4.452 ton pada 2016 menjadi 3.900 ton 2017.

Selanjutnya SP36 berkurang sebanyak 145 ton dari 1.545 ton menjadi 1.400 ton, ZA berkurang 521 ton dari 1.271 ton tahun ini hanya 750 ton, NPK Phonska dari 3.611 ton menjadi 2.240 ton serta organik dari 1.096 ton menjadi 1.800 ton.(Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: