Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies-Sandi Diminta Wujudkan Tarif Angkutan Massal Rp0

Anies-Sandi Diminta Wujudkan Tarif Angkutan Massal Rp0 Kredit Foto: Antara/Dedi Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan menilai sangat sulit mewujudkan rumah tanpa DP seperti yang dijanjikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih versi quick count Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno. Membangun layanan angkutan umum massal dengan tarif Rp0 dirasa lebih prioritas dan penting karena ini lebih rasional serta sangat mungkin diwujudkan.

"Lebih rasional dan dapat diwujudkan karena biaya yang harus dikeluarkan sebagai subsidi tarif Rp0 bukan hanya Rp5.000 itu tidak akan menghabiskan dana APBD Jakarta setiap tahunnya Rp80 triliun," ujar Azas di Jakarta, Minggu (23/4/2017).

Menurut Azas, dalam setahun biaya total perjalanan angkutan umum massal warga Jakarta tidak sampai Rp80 triliun.

"Mari coba kita hitung sama-sama berapa biaya total perjalanan angkutan umum massal warga Jakarta dalam setahun, pasti tidak sampai Rp80 triliun," ucap Azas.

Tetapi perlu diketahui, sambung Azas, bahwa kerugian kemacetan Jakarta yang diakibatkan oleh buruknya layanan angkutan umum massal Jakarta sudah mencapai sekitar Rp186 triliun setiap tahun. Tentu jika tarif angkutan umum massal Rp0 maka akan mendorong warga Jakarta lebih menggunakan angkutan umum dan meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah.

"Jika warga Jakarta lebih menggunakan angkutan umum maka Jakarta akan tidak macet lagi dan mendapat keuntungan sekitar Rp186 triliun dari biaya kerugian kemacetan Jakarta," terang dia.

Azas mengimbau kepada Anis-Sandi sebaiknya memprioritaskan pembangunan layanan angkutan umum massal terintegrasi dan biaya tarif Rp0. Hal ini sebagai program yang rasional dan bisa diwujudkan dibanding DP rumah Rp0.

"Jika layanan angkutan umum massalnya baik maka akan memberikan dampak ganda bagi penyelesaian masalah lainnya seperti kemacetan, kemiskinan akut, rendahnya produktivitas, kesehatan, dan pemborosan lainnya," pungkas Azas.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: