Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan ADB Lebihi US$30 Miliar

Pembiayaan ADB Lebihi US$30 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan tahunan Bank Pembangunan Asia (ADB) terbaru menyatakan total pembiayaan operasi, sejak lembaga multilateral ini berdiri, telah melebihi 30 miliar dolar AS untuk kebutuhan pendanaan dan bantuan teknis infrastruktur.

"Total pembiayaan yang terus meningkat di Asia dan Pasifik menegaskan komitmen kuat ADB untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan," kata Presiden ADB Takehiko Nakao dalam pernyataannya mengenai Laporan Tahunan 2016 ADB di Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Laporan tersebut menyatakan total pembiayaan ADB di 2016, termasuk pendanaan bersama (cofinancing), telah mencapai 31,7 miliar dolar AS, atau mengalami peningkatan 18 persen dibandingkan pencapaian 2015.

Pembiayaan itu mencakup 17,47 miliar dolar AS untuk pinjaman dan hibah, 169 juta dolar AS untuk bantuan teknis dan 14,06 miliar dolar AS pendanaan cofinancing, yang meningkat 31 persen dibandingkan periode 2015.

Pendanaan sektor swasta telah mencapai 2,5 miliar dolar AS, yang mencerminkan strategi jangka panjang ADB untuk meningkatkan dukungan secara signifikan kepada UKM, sebagai upaya menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas dan meningkatkan standar hidup di Asia Pasifik.

Secara keseluruhan, operasi sektor swasta ADB termasuk dari cofinancing mencapai 5,84 miliar dolar AS, atau meningkat 1,2 miliar dolar AS dari 2015, termasuk 238 juta dolar AS cofinancing untuk operasi nonsovereign.

"Selama 50 tahun ADB telah berkontribusi kepada pembangunan, kami akan berjuang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan anggota negara berkembang yang makin dinamis," kata Nakao.

Laporan ini memaparkan adanya transformasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik selama 50 tahun terakhir, dan peran ADB untuk mendukung pembangunan di kawasan telah meningkatkan standar hidup masyarakat.

Meski pertumbuhan ekonomi kawasan saat ini dalam keadaan baik dan tingkat kemiskinan menurun telah memberikan proyeksi yang lebih optimistis, namun sejumlah tantangan harus dicarikan solusi.

"Kami tidak merasa puas. Faktanya masih ada 330 juta penduduk Asia Pasifik yang berada dalam jurang kemiskinan. Keterbatasan infrastruktur terus membatasi pertumbuhan ekonomi, menghambat proses pengurangan angka kemiskinan dan menghalangi kemajuan peningkatan kualitas hidup," tambah Nakao.

ADB memproyeksikan kawasan Asia Pasifik membutuhkan pembiayaan untuk sarana infrastruktur sebesar 1,7 triliun dolar AS per tahun. Beberapa tantangan yang perlu dibenahi diantaranya mengenai perubahan iklim, kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender.

Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut, ADB telah memperkuat operasi dan memperlebar porsi pembiayaan Asian Development Fund (ADF) melalui merger dengan neraca Ordinary Capital Resources (OCR), yang efektif berlaku 1 Januari 2017.

Melalui penyatuan dua unit tersebut, diharapkan total pinjaman dan hibah tahunan ADB bisa meningkat lebih dari 50 persen, menjadi kisaran 20 miliar dolar pada 2020.

ADB juga diperkirakan siap meningkatkan bantuan kepada negara-negara termiskin hingga 70 persen dalam empat tahun mendatang. Melalui bantuan dari 32 donor, ADB juga mendorong nilai alokasi untuk negara kecil, untuk memperkuat sistem manajemen bencana dan asistensi untuk program jaminan kesehatan. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: