Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menakar Kemampuan Membaca Generasi Milenial (1)

Menakar Kemampuan Membaca Generasi Milenial (1) Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Generasi Memillennial adalah generasi yang lahir di atas tahun 1980-an dan tumbuh di era komputerisasi dan multimedia, sebuah istilah baru untuk generasi Y yang sebelumnya telah dipakai media-media di Amerika Serikat pada 1990-an.

Generasi milenial ini kemudian juga dilekatkan untuk generasi Z, yakni anak-anak yang lahir pada 1995-2010 dan selanjutnya generasi alfa (2011-2025), sebuah generasi yang belajar merangkak bersama gadget pada era digital dan bersinggungan langsung dengan dunia siber. Anak-anak ini bahkan mulai mencoba-coba bermain game online tidak lama setelah belajar bicara, bahkan telah ada yang memiliki akun di sejumlah media sosial ketika duduk di Sekolah Dasar.

Generasi gadget ini sebagian kini sudah beranjak dewasa dan telah berusia 20-an tahun. Mereka merupakan generasi yang sangat melek internet dan lebih biasa menghabiskan waktunya berjam-jam di dunia maya dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa sebesar 82 persen generasi milenial berusia 20-24 tahun merupakan pengguna internet, dengan jumlah 22,3 juta jiwa Bahkan, anak-anak usia 10-14 tahun telah 100 persen menjadi pengguna internet. Jumlah mereka mencapai 768 ribu jiwa, sementara pengguna internet yang berusia 15-19 tahun mencapai 12,5 juta jiwa.

Angka pada generasi belia ini, kata Sekjen APJII Henri K Sumartono, kontras dengan yang berusia di atas 50 tahun, berhubung hanya 3 persen dari warga senior ini yang menjadi pengguna internet (1,5 juta jiwa).

Lalu bagaimanakah kecenderungan mereka dalam penggunaan internet? Sayang sekali, jenis konten internet yang biasa diakses para netizen ini adalah media jejaring sosial, di mana separuhnya mengaku sering mengunjungi Facebook. Perilaku ini berlaku pula untuk generasi milenial yang mendominasi internet.

Terjebak hoax menghabiskan waktu melalui media sosial tentu saja juga menambah pengetahuan dan pemahaman generasi muda seperti dengan membaca pendapat orang lain, kemudian berbagi informasi menarik dengan meneruskannya kepada teman lainnya serta ikut berkomentar.

Namun demikian, Koordinator Program Gelaran Indonesia Buku, Yayasan lndonesia Buku Faiz Ahsoul menilai minat mendapatkan pengetahuan melalui internet, khususnya dari jejaring sosial, berbeda dengan mendapatkan pengetahuan melalui buku-buku bacaan.

"Membaca melalui gadget hanya sekadar mendapatkan informasi dan bisa pula data, namun di sana belum ada knowledge atau pengetahuan," ujarnya.

Sedangkan dengan buku, lanjut dia, fakta dan data yang ada telah diolah menjadi informasi dan pengetahuan, bahkan dilengkapi analisis, kesimpulan, dan hikmah. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: