Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menakar Kemampuan Membaca Generasi Milenial (2-habis)

Menakar Kemampuan Membaca Generasi Milenial (2-habis) Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

...Apalagi, katanya, jika buku tersebut merupakan suatu karya ilmiah. Buku seperti ini telah memiliki standar dan metode tertentu dalam penulisannya, dari mulai kerangka teori, studi kasus, analisis sampai pada kesimpulan.

"Utuh, dari hulu ke hilir dan memiliki tingkat akuntabilitas yang tinggi. Aturan ini berlaku untuk semua buku," tuturnya.

Sejauh ini, ucap dia, masyarakat internet masih terjebak oleh ketiadaannya tradisi memeriksa kembali (crosscheck) dalam memperoleh informasi melalui media sosial, membandingkannya dengan informasi lainnya, serta mencari dan mengonfirmasi sumber info tersebut.

"Akibatnya banyak netizen terjebak informasi hoax yang dipertanyakan validitasnya. Ini tentu bukan menambah pengetahuan namanya," katanya.

Generasi milenial seperti ini, Faiz menilai baru di tataran memiliki minat baca, namun belum memiliki kemampuan membaca, apalagi kemampuan memilih dan menilai bahan-bahan bacaannya. Ia mengakui melalui internet sebenarnya para "netizen" bisa mendapatkan bahan bacaan bermutu yang menambah pengetahuan, mulai dari berselancar ke portal-portal media massa, situs-situs pengetahuan, blog-blog para pakar, hingga berlangganan e-book.

Jika demikian, sebenarnya tidak ada perbedaan antara pengetahuan yang diperoleh dari buku konvensional maupun buku elektronik, karena keduanya hanyalah alat.

"Yang membedakan adalah kebiasaan pengguna internet memilih kontennya, apakah jaringan sosial, 'game' atau yang lain," ujarnya.

Data Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menyebut saat ini penjualan e-book secara nasional baru sekitar 2 persen dari total buku terbitan baru. Artinya, buku elektronik masih belum bisa menggantikan buku konvensional.

Hal ini, menurut dia, bisa jadi terkait erat dengan infrastruktur internet yang belum siap hingga pelosok wilayah dan membuat internet tidak mudah diakses. Selain itu, biaya pulsa internet juga belum terjangkau masyarakat menengah ke bawah.

Penurunan Pada Frankfurt Book Fair di Jerman 2016, Faiz menjelaskan terdapat pembahasan soal kecenderungan untuk kembali ke buku fisik dibandingkan dengan e-book terkait sejumlah keterbatasan tersebut, termasuk kenyamanan dalam membaca dan kesehatan.

Faktanya sejumlah penerbit di Amerika Serikat, seperti Penguin dan Harper, memang mengaku mengalami penurunan penjualan buku elektronik, meskipun beberapa tahun sebelumnya sempat menanjak pesat. Minimnya penerbit yang bersedia memasukkan buku-buku terbitannya ke e-book juga menjadi masalah tersendiri di Indonesia.

Hal ini, katanya, terkait dengan kekhawatiran dari sisi keamanan atau hak cipta, di mana konten buku dengan mudah bisa diperbanyak secara ilegal. Padahal, jika para penerbit bersedia membuka akses buku-buku terbitannya melalui e-book, juga akan bisa meningkatkan minat baca masyarakat internet yang sebagian besar merupakan generasi milenial.

Lebih-lebih, buku elektronik tidak lagi membutuhkan kertas sehingga tidak perlu lagi ada biaya kertas yang mencapai 60-70 persen dari harga buku konvensional. Inilah yang membuat harga sebuah buku elektronik jauh lebih murah dan bisa dialokasikan untuk mencicil pembelian gawai, pulsa internet, dan lainnya.

Di tahun-tahun mendatang, ketika teknologi telah semakin maju, keamanan digital sudah semakin baik, infrastruktur jaringan internet makin memadai, pulsa internet semakin murah, gadget semakin canggih dan kenyamanan pemakaian meningkat, sangatlah mungkin e-book kembali diminati.

Kondisi ini diharapkan juga makin memacu minat baca generasi gawai yang memiliki tradisi tersendiri dalam mendapatkan sumber-sumber pengetahuannya dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Tentu saja gerakan membaca buku elektronik perlu diiringi penyadaran pentingnya kemampuan memilih bahan bacaan yang dapat dipertanggungjawabkan isinya daripada sekadar informasi sampah yang bertebaran di dunia maya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: