Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur Bali: Literasi Keuangan Harus Jadi Perhatian Semua Pihak

Gubernur Bali: Literasi Keuangan Harus Jadi Perhatian Semua Pihak Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Nusa Dua -

Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika mengatakan upaya peningkatan literasi keuangan Indonesia bukan cuma milik pemerintah/regulator dan industri jasa keuangan, tapi harus menjadi perhatian semua orang.

"Literasi keuangan harusnya menjadi perhatian semua orang," ujar dia dalam sambutannya pada Seminar Internasional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertajuk Changing Consumer Behavior Through Financial Literacy, Financial Inclusion, and Consumer Protection di Nusa Dua, Bali, Kamis (4/5/2017).

Menurutnya, tingkat literasi keuangan sangat penting karena akses keuangan seseorang erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

"Saat ini puluhan juta orang tidak dapat mengakses produk dan jasa keuangan. Oleh karena itu, saya ingin lembaga jasa keuangan melalui produk dan layanannya harus menjadi sahabat. Artinya, selalu ada tidak hanya di saat senang tapi juga saat mengalami musibah," ungkapnya.

"Di saat masyarakat memiliki dana lebih, produk tabungan tersedia, di saat mereka butuh dana produk kredit tersedia. Di saat mereka tertimpa musibah ada produk asuransi untuk mereka," tambahnya.

Sementara bagi kelompok masyarakat menengah, literasi keuangan sangat penting agar mereka terhindar dari investasi ilegal alias bodong.

"Mereka yang berada di kelompok menengah menjadi target penjualan investasi jadi kalau pemahaman keuangan masih rendah bisa menjadi korban investasi bodong," tandas dia.

Sekadar informasi meskipun meningkat, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah bila dibandingkan Malaysia dan Singapura yang masing-masing sudah mencapai 65 persen dan 98 persen.

Sementara literasi kuangan Indonesia menurut survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2016 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan mencapai 29,66 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 67,82 persen. Angka ini meningkat bila dibandingkan survei OJK pada 2013 di mana indeks literasi keuangan mencapai 21,84 persen dan indeks inklusi keuangan 59,74 persen.

"Hal ini mengindikasikan pengelolaan sumber keuangan masyarakat masih rendah," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: