Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal Pertama, Keuntungan SCG Tumbuh 29%

Kuartal Pertama, Keuntungan SCG Tumbuh 29% Kredit Foto: Scg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produsen semen di Indonesia, SCG sepanjang kuartal pertama tahun ini mencatat pertumbuhan keuntungan sebesar 29 persen yang dikontribusikan oleh sektor bisnis kimia. Investasi yang menguntungkan di ASEAN juga terlihat dari hasil kerjasama dengan berberapa mitra di Vietnam untuk pembangunan kawasan petrokimia pertama yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan secara efisien mampu mendukung pertumbuhan bisnis di ASEAN.?

Selain itu, pabrik semen di Republik Demokratik Rakyat Laos (Laos) dan Myanmar telah memulai kegiatan operasionalnya untuk memenuhi kebutuhan pada sektor konstruksi.?

SCG baru-baru ini juga menanamkan investasi pada pabrik semen dan bisnis kemasan (packaging) untuk masing-masing kawasan yaitu Vietnam tengah dan Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka merespon pertumbuhan pasar barang konsumsi (consumer goods) di Thailand dan ASEAN yang turut mendorong permintaan terhadap produk kemasan.

President dan CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, memamparkan hasil kinerja yang belum teraudit (unaudited) untuk kuartal Petama 2017, yakni meningkatnya pendapatan penjualan sebesar 6 persen dengan nilai Rp43.951 miliar (US$ 3.311 juta).?

Laba pada periode ini mencapai Rp6.572 miliar (US$ 495 juta), meningkat 29 persen berkat konsistensi performa bisnis kimia yang baik serta keuntungan tak terulang (non-recurring) dari penjualan aset investasi dan aset tak terpakai (non-used). ?

"pendapat ekspor menyumbang 27 persen ?dari total pendapatan SCG dari penjualan (y-o-y) menjadi Rp11.735 miliar atau setara dengan US$ 884 juta," jelasnya.?

Untuk operasional SCG di ASEAN (kecuali Thailand), pendapatan penjualan pada kuartal pertama 2017 berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 15 persen atau senilai Rp5.476 miliar (US$ 413 juta), yaitu 13 persen dari total pendapatan SCG atas penjualan.

Terhitung sejak 31 Maret 2017, total aset SCG mencapai Rp216.344 miliar (US$ 16.008 juta), sementara total aset SCG di ASEAN (kecuali Thailand) mencapai Rp52.778 miliar (US$ 3.905 juta), yaitu 24% dari total aset SCG yang terkonsolidasi.

Berdasarkan laporan kuartal 1 Tahun 2017, SCG di Indonesia memiliki nilai total aset sebesar Rp18.024 miliar (US$ 1.334 juta) dengan peningkatan 3 persen. Perusahaan juga mencatatkan pendapatan atas penjualan sebesar Rp1.346 miliar (US$ 101 juta) dengan penurunan 4 persen.

Lebih lanjut untuk Indonesia, SCG baru saja mengakuisisi 80 persen saham dari produsen produk kemasan (corrugated containers) berkualitas tinggi, PT Indocorr Packaging Cikarang (Indocorr), untuk memperluas bisnis kemasan (packaging) di Indonesia. Akuisisi ini bernilai Rp145 miliar (US$ 10.9 juta). Dengan kapasitas produksi Indocorr yang mencapai 32.000 ton per tahun, akusisi ini mampu meningkatkan kapasitas produksi gabungan corrugated containers SCG hingga 1.045.000 ton per tahun untuk seluruh wilayah ASEAN.

Sebagai tambahan, Jayamix by SCG, perusahaan pemasok beton siap pakai (ready-mixed concrete) terkemuka, baru saja meresmikan kerjasama dengan salah satu e-commerce terdepan yaitu Blibli.com untuk memberikan pengalaman terbaru kepada para pelanggan dengan berbelanja ready-mixed concrete secara online. Kerjasama ini mengukuhkan posisi ?Jayamix by SCG? sebagai perusahaan pemasok beton siap pakai yang pertama dan satu-satunya yang tersedia dalam platform e-commerce dan akan menjadi solusi terbaru untuk menjawab kebutuhan pelanggan dengan cara berbelanja terkini yang lebih mudah dan nyaman.

Roongrote mengataan, ?Investasi SCG di ASEAN sejalan dengan visi perusahaan. Terlepas dari investasi di PT Indocorr Packaging Cikarang (Indocorr), guna memperluas bisnis kemasan di Indonesia, SCG juga melakukan investasi pada bisnis kimia serta bisnis semen dan bahan bangunan di berbagai negara di ASEAN.

Baru baru ini, SCG menambah 71 persen investasi untuk proyek Long Son Petrochemicals, yaitu kawasan petrochemicals terpadu pertama di Vietnam. Proyek ini berlokasi di Provinsi Baria-Vung Tao dekat Ho Chi Minh, sebuah kota dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Proyek ini memadukan teknologi termutakhir dengan standar internasional untuk kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup di wilayah pengoperasiannya. Hasilnya, diharapkan dapat memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat dan berkembang di kawasan ASEAN.?

"Saat ini, SCG sedang dalam tahap akhir keputusan investasi keuangan dengan mitra Vietnam. Waktu konstruksi diharapkan berjalan hingga 5 tahun ke depan dan direncanakan beroperasi di tahun 2022," tambahnya.

Untuk Bisnis Semen dan Bahan Bangunan, SCG telah mengakuisi Vietnam Construction Materials JSC (?VCM?), sebuah perusahaan semen operator terpadu di Vietnam yang memiliki kapasitas produksi sebesar 3,1 juta ton per tahun. Terletak di Vietnam tengah bagian provinsi Quang Binh, kawasan ini akan melayani pasar terdekat di tahap pertamanya dan seterusnya diharapkan dapat melayani kebutuhan seluruh Vietnam.?

"Pada kuartal ini, pabrik semen Myanmar telah mulai beroperasi sejak Januari 2017, sementara pabrik semen lain di Laos juga telah memulai beroperasi di bulan Maret, karenanya hal ini dapat memberikan SCG kemampuan untuk memproduksi semen dengan kapasitas gabungan sebesar 10,5 juta ton per tahun untuk ASEAN terkecuali Thailand," tukasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: