Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geliat Ekonomi Membaik, Investasi Reksadana Diprediksi Moncer

Geliat Ekonomi Membaik, Investasi Reksadana Diprediksi Moncer Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manajer investasi Bahana TCW Investment Management menilai investasi dalam produk reksa dana saham pada 2017 ini cukup menjanjikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik. Chief of Investment Officer Bahana TCW Investment Management, Doni Firdaus dalam kajiannya di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa perekonomian Indonesia yang bertumbuh akan memberi dampak positif bagi kinerja emiten dan kenaikan harga sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

"Dengan membaiknya pasar saham, kinerja reksa dana saham pun akan membaik dan dapat memberikan imbal hasil yang baik," kata Doni di Jakarta, Selasa (8/5/2017).

Ia mengemukakan bahwa dalam 2 tahun terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung bergerak mendatar akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi menyusul turunnya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah. Tetapi, sekarang sudah ada perbaikan.

"Sekarang mulai ada perbaikan harga komoditas dan stabilitas nilai tukar rupiah. Dampaknya terhadap perekonomian sudah mulai terlihat seperti pada sektor konsumer, terlihat ada pertumbuhan penjualan," paparnya.

Doni Firdaus juga mengatakan bahwa risiko-risiko dari domestik dan luar negeri yang berkurang, seperti pemilihan umum di Eropa, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengacu pada pelemahan dolar AS sehingga baik untuk rupiah, serta situasi politik dalam negeri yang kondusif membuat pasar keuangan menarik termasuk bagi investor asing.

Hingga akhir April 2017, ia mengatakan bahwa dana investor asing di pasar saham mencapai sekitar Rp22 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan sepanjang 2016 yang sebesar Rp16,5 triliun. Nilai kapitalisasi BEI juga meningkat menjadi lebih dari Rp6.189 triliun.

Ia menambahkan bahwa katalis lain yang dapat mendongkrak kinerja pasar saham domestik adalah kemungkinan kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi "investment grade" dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P). Sektor komsumer dan telekomunikasi dinilai yang menjanjikan pada tahun ini.

Doni Firdaus mengemukakan bahwa Bahana TCW memperkirakan hingga akhir 2017 ini IHSG dapat bertambah 17,6 persen. Dengan demikian, investasi pada saham atau reksa dana saham akan memberikan imbal hasil yang tinggi.

Ia memaparkan bahwa salah satu reksa dana saham Bahana TCW yaitu Dana Ekuitas Prima (DEP), yang lebih banyak ditempatkan pada saham-saham berkapitalisasi menengah akan memberikan imbal hasil yang tinggi.

Secara historis, lanjut dia, saham berkapitalisasi menengah memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang IHSG dan juga indeks LQ45. Dalam 3 tahun terakhir, DEP memberikan imbal hasil (return) sebesar 28,2 persen. Sementara "return" IHSG sebesar 23,9 persen dan LQ 45 sebesar 24,4 persen.

"Hingga akhir Maret, dana kelolaan DEP mencapai Rp810,5 miliar bertambah dari Rp764 miliar pada akhir tahun 2016 lalu dan Rp478 milliar pada akhir tahun 2015," paparnya.

Menurut dia, mengingat fluktuasi reksa dana saham yang lebih besar dibandingkan reksa dana kelas aset lain sepeti obligasi atau pasar uang, reksa dana saham cocok untuk investor jangka panjang di atas 5 tahun. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: