Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Gojek Temui Gubernur Sulsel, Bahas Apa?

Bos Gojek Temui Gubernur Sulsel, Bahas Apa? Kredit Foto: Pemprov Sulsel
Warta Ekonomi, Makassar -
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, menemui Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar. Pertemuan tersebut dilakukan sebelum Nadiem menyaksikan laga PSM Makassar melawan Arema Malang di Stadion Mattoanging, Rabu, (10/5/2017) malam.?
Nadiem diterima langsung oleh Gubernur Syahrul yang didampingi pelaksana tugas Kepala Biro Humas dan Protokol Devo Khaddafi dan Kepala Dinas Perhubungan Ilyas Iskandar. Dalam kunjungannya tersebut, kedua belah pihak mendiskusikan mengenai pengelolaan transportasi online atau taksi daring serta pengaturannya dalam peraturan pemerintah.
Nadiem menegaskan manajemen Go-Jek ingin menjadikan transportasi online sebagai pilar ekonomi. Terlebih, keberadaan transportasi online sudah terbukti mampu menyerap banyak tenaga kerja. Terlepas dari itu, pihaknya tidak menutup mata atas protes dari pihak angkutan konvensional dan mengharapkan ada solusi terbaik yang menguntungkan kedua belah-pihak.
"Selain driver, di sektor UMKM, kami sudah bekerja sama dengan 3.000 pelaku usaha. Go Jek kelak mampu menjadi penopang ekonomi. Saat ini, alhamdullilah sekitar 85 persen dari mitra kami pendapatannya sudah diatas UMR (Upah Minimum Regional) dengan tanggungan keluarga sekitar 3-4 orang," kata Nadiem, dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Kamis, 11 Mei.
Nadiem pun meminta masukan kepada Gubernur Syahrul mengenai beberapa persoalan yang timbul dengan hadirnya transportasi online. "Sebagaimana bapak ketahui, ada konflik terutama dari konvensional. Kami ingin merangkul dengan sistem kemitraan, mungkin kami bisa dapat usulan atau saran pak Gubernur," ujar Nadiem.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Syahrul menyebut permasalahan atas kehadiran transportasi online hampir sama di seluruh dunia. Diakuinya terjadi benturan dengan pihak angkutan konvensional yang merasa terancam dengan kehadiran angkutan berbasis aplikasi tersebut. Pemerintah sendiri ditegaskannya senantiasa berada di pihak netral.?
"Harus juga dipahami kesulitan pemerintah. Bagi pemerintah dengan Go-Jek, Grab dan perusahaan transportasi online lainnya yang ingin membuka lapanga pekerjaan, tentunya kita terbuka dan menyambut adanya kerjasama. Tapi, pemerintah tidak mungkin melupakan angkutan konvensional, semisal taksi. Dimana banyak orang yang bekerja dan hidup dari sana," ucap Syahrul.
Gubernur Syahrul mengharapkan adanya rumusan yang tepat antara transportasi online dan konvensional. Tentunya masyarakat disebutnya memiliki kewenangan untuk memilih. Tapi, mesti dipahami pula keberatan dari angkutan konvensional yang menganggap dibebani terlalu banyak persyaratan. Sebaliknya, angkutan online memiliki beragam kemudahan, sebelum terbitnya Permenhub Nomor 26 Tahun 2017.
Menurut Syahrul, pengaturan transportasi online agar bisa diterima oleh semua pihak memang membutuhkan waktu. Karena itu, Syahrul menyebut sistem kemitraan merupakan salah satu solusi tepat. Manajemen transportasi online ada baiknya menggandeng pengemudi angkutan konvensional. Sistem kemitraan itu juga untuk mencegah terjadinya benturan antara kedua-belah pihak
Terkait hal tersebut, Bos Go-Jek mengaku siap menjalin komunikasi dengan transportasi lokal yang ada di Sulsel. "Kami terbuka untuk para pemain taksi. Kami siap berdiskusi dan mengharapkan bisa difasilitasi oleh Dinas Perhubungan. Pola yang sama akan diterapkan di daerah lain. Kan kalau sudah menggunakan teknologi yang sama maka hasilnya akan sama," pungkas Nadiem.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: