Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Upayakan Perdamaian Timur Tengah, Trump Berencana Kunjungi Israel

Upayakan Perdamaian Timur Tengah, Trump Berencana Kunjungi Israel Kredit Foto: Nytimes.com
Warta Ekonomi, Riyadh -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan terbang ke Israel pada Senin (22/5/2017) untuk mengupayakan kembali perundingan damai antara Israel dan Palestina yang berhenti di tengah jalan setelah ia mengunjungi Arab Saudi selama dua hari.

Dia akan mengunjungi Yerusalem dan Tepi Barat dalam dua hari kunjungan itu.

Di sana, Trump dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Dalam lawatan luar negeri pertamanya sejak resmi menjadi presiden, Trump sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Dia kini berada di tengah tur selama sembilan hari ke Timur Tengah dan Eropa yang baru berakhir pada Sabtu depan setelah mengunjungi Vatikan, Brussel, dan Sisilia.

Tanda kelelahan itu nampak pada Senin saat Trump salah mengucapkan kalimat tertulis dalam teks pidatonya.

"Dia hanya kelelahan," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Lalu pada Ahad malam di Riyadh, setelah menjalani berbagai kegiatan pada siang harinya, Trump membatalkan jadwal pidato di depan forum para pemuda dan mengirim anaknya, Ivanka.

Sepanjang akhir pekan lalu, Trump mendapatkan sambutan hangat dari para pemimpin Arab yang berharap sang presiden bisa membantu mereka untuk mengontrol pengaruh Iran di kawasan--sebuah kebijakan yang diabaikan oleh pendahulunya, Barack Obama.

Penyambutan meriah tersebut kontras dengan kesulitan yang tengah menimpa Trump di dalam negeri di mana dia harus menangkis sejumlah skandal terkait pemecatan mantan direktur FBI, James Comey, dua pekan lalu.

Terkait perdamaian Timur Tengah, Trump sempat menyatakan bahwa dirinya akan mengupayakan segala hal untuk menjadi juru damai Israel dan Palestina. Namun hingga kini dia belum pernah memaparkan rencananya.

Saat bertemu Abbas pada awal bulan ini di Washington, dia menghindar dari pernyataan komitmen terhadap solusi dua negara untuk mengakhiri konflik lama tersebut. Beberapa tokoh Palestina mengaku kecewa.

Namun di sisi lain, Trump juga menentang pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang sudah lama diminta oleh Israel.

"Kami telah melakukan diskusi yang baik dengan kedua belah pihak. Kami tidak berniat untuk melakukan apapun yang dapat merusak suasana ini," kata soerang sumber pemerintahan Trump.

Sebelumnya pada Ahad, Israel mengesahkan sejumlah konsesi ekonomi terhadap Palestina yang "akan mempermudah kehidupan sehari-hari warga sipil di bawah Otoritas Palestina, setelah Trump meminta bukti langkah maju." Di Riyadh, Trump mengumumkan penjualan senjata ke Arab Saudi senilai 110 miliar dolar AS, sekaligus mengucapkan kalimat keras terhadap Iran. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: