Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bibit Eka 1 dan 2 Berpotensi Hasilkan CPO 10 Ton Lebih

Bibit Eka 1 dan 2 Berpotensi Hasilkan CPO 10 Ton Lebih Kredit Foto: Vicky Fadil
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT SMART Tbk kembali menunjukkan eksistensinya di industri kelapa sawit, hari ini, Senin (22/5/2017) di Jakarta anak perusahaan Golden Agri Resourses Ltd (GAR) ini memperkenalkan hasil pengembangan bibit unggul kelapa sawit.

Direktur utama PT SMART Tbk, Daut Dharson mengatakan, "Terobosan ini merupakan inti dari keseriusan SMART dalam membantu meningkatkan ekpsor CPO." ujarnya.

Oleh karena itu, Eka 1 dan Eka 2 merupakan hasil penelitian dan pengembangan biotekologi terdepan yang di kembangkan oleh SMART Research Institute"s (SMARTI) dan Pusat Bioteknologi SMART.

Lanjutnya, bibit Eka 1 dan Eka 2 ini sudah terdaftar di Katalog Bibit Indonesia dan disetujui untuk dibudidayakan oleh Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian. "Bahan Tanam ini akan membantu perusahaan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit hingga ke level tertinggi." tambahnya.

Selain itu, Daud mengatakan, "Kami akan terus melakukan terobosan-terobosan baru dalam mempercepat penerapan teknik-teknik modern, tidak hanya untuk pertanian perusahaan kami, namun juga bagi industri kelapa sawit menyeluruh," tandasnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Head of Plant Production and Biotechnology Division, Dr Tony Liwang, memaparkan, penelitian ini memakan waktu yang tidak sedikit. Material tanaman yang dikembangkan secara alami lewat program seleksi konvensional dan kultur jaringan dari elite palms.

?"Kultur jaringan membantu kami melakukan proses pemuliaan materil tanam melalui proses non-GMO yang mampu menghasilkan minyak sawit dalam jumlah banyak." Katanya.

Tony berharap, dengan keberhasilan progtam kultur jaringan ini SMART dapat meningkatkan produktivitas perkebunan.?

"Pada usia dewasa, Eka 1 diharapkan bisa menghasilkan 10,8 ton minyak sawit per hektare, dengan ekstraksi minyak mencapai 32 persen, sedangkan untuk Eka 2 menunjukkan potensi yang lebih besar, sekitar 36 persen." Tukasnya.

Sekedar tahu, SMART telah menggunakan materil tanam tersebut di perkebunan kelapa sawitnya di Sumatera dan Kalimantan Barat sekitar 4.000 pohon.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: