Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Melambat, CSIS Tetap Masuk ke Sektor Properti

Meski Melambat, CSIS Tetap Masuk ke Sektor Properti Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Cahaya Sakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang baru masuk ke bisnis properti tidak memungkiri jika bisnis properti pada tahun ini masih melambat.?

Direktur Bisnis Cahaya Sakti Investindo Sukses, Yannes Pasaribu mengatakan meski sektor properti melambat namun dengan gencarnya pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah diharapkan memberikan dampak yang besar bagi sektor properti untuk ke depannya.

"Saat ini kondisi properti kita keseluruhan agak slow. Pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan pemerintah, maka ?menjadi faktor pendorong properti yang sedang banyak dibangun oleh perusahaan properti, baik kami maupun yang lainnya," ujar Yannes, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Menurut Yannes, salah satu proyek yang saat ini sedang dijalankan seperti proyek transportasi berbasis massal, Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek?, akan memberi dampak yang signifikan kepada sektor properti.

"Jadi sepanjang jalur LRT tadi, kami optimis. Sangat terjadi di beberapa belahan negara di dunia, kalau LRT berjalan, maka dampaknya sangat besar bagi banyak sektor. Dalam waktu dekat ini sektor properti akan kembali semarak," terang Yannes.

Ia menilai, dampak dari pembangunan infrastruktur tersebut akan mulai terasa pada tahun 2020. "Itu LRT jadi, akan dekat dengan kami. Kita semua pernah lihat CBD di Jakarta yang itu di kawasan SCBD Sudirman. Kalau kota Bogor menggunakan konsep terbaru yang kita bangun," jelas Yannes.

Perseroan memang baru masuk ke sektor properti, untuk membuktikan keseriusannya, perseroan berencana membangin kawasan Central Business District (CBD) Olympic City di Bogor, Jawa Barat.?

Dalam kesemptan yang sama, Direktur Keuangan Cahaya Sakti Investindo Sukses, Lukas Maulana Jusuf mengatakan jika untuk membangun CBD tersebut pihaknya memperkirakan dana yang dibutuhkan mencapai 20 triliun. Namun, dana tersebut tidak termasuk pembelian tanah. Pasalnya, tanah sudah dimiliki perusahaan sebelumnya.

?"Pembangunan akan memakan waktu 5 sampai 10 tahun. ?Pembangunan akan mengarah ke apartemen, hotel, SOHO, dan mall," kata Lukas.

Perusahaan yang baru mencatatkan saham di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menyatakan pembangunan CBD akan dilakukan di atas lahan seluas 30 hektare (ha) dan dibagi menjadi tiga tahap.

Dimana, pada tahap awal perseroan akan memanfaatkan lahan 5 ha terlebih dahulu untuk membangun apartemen, hotel, dan office tower. Untuk pembangunan tahap awal, perseroan menganggarkan dana Rp 4,8 triliun.

"Tahap satu 5 ha, terdiri dari mall, apartemen, dan office tower. Kurang lebih 90 ribu ?meter per segi di atas tanah 4 ha akan ada dua tower apartemen 1.6000 unit. Satu tower apartemen 800 unit. Harga apartemen yang kita tawarkan Rp11,5 juta meter per segi," jelas Lukas.?

Kemudian tahap kedua, perseroan akan melanjutkan dengan membangun area bisnis, commercial district, dan rumah sakit international. Total investasi tahap kedua tersebut diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. Lalu tahap ketiga, perseroan akan kembali membangun apartemen, namun apartemen untuk kelas menegah dan atas. Dengan mengalokasikan dana Rp 10 triliun.

Adapun, dana keseluruhan investasi pembangunan CBD sebagian atau 30-40 persen akan diperoleh dari grup. Sisanya datang dari private equity dan investor asing.

"Itu nantinya akan per project. Tapi dari grup sendiri miliki lahannya sudah semua. Tahap awal grup dulu, pembangunan masing-masing investor. Ground breaking Agustus ini untuk semua," jelas Lukas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: