Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CEO Sony Corporation: Perombakan Perusahaan Berjalan Lancar

CEO Sony Corporation: Perombakan Perusahaan Berjalan Lancar Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chief Executive Officer (CEO) Sony Corporation Kazuo Hirai pada hari Selasa (23/5/2017) memuji restrukturisasi perusahaan selama bertahun-tahun sebagai keberhasilan, namun mengatakan bahwa perjuangan dalam bisnis filmnya tetap menjadi "masalah mendesak".

Veteran perusahaan berusia 56 tahun itu didapuk lima tahun yang lalu untuk memimpin perombakan besar-besaran di perusahaan yang ikonik ini, menderita kerugian besar yang sebagian besar terkait dengan bisnis elekronik konsumen.

Setelah bertahun-tahun PHK dan penjualan aset, Sony berada di jalur yang benar untuk melaporkan laba operasi sebesar ?500 miliar pada tahun fiskal ini, tertinggi dalam dua dekade.

"Kami telah melakukan pekerjaan signifikan dalam melakukan perampingan atau restrukturisasi bisnis," kata Hirai kepada wartawan pada briefing strategi perusahaan, sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

"Perampingan besar sudah selesai. Faktor terbesarnya adalah bisnis consumer electronics kami, yang telah bertahun-tahun berjuang, berubah menjadi divisi dengan profitabilitas yang stabil," tambahnya.

Bisnis televisi Sony yang ditolak Hirai untuk menjualnya meskipun ada opini untuk menjualnya, sekarang kembali ke profitabilitas karena perusahaan tersebut berfokus untuk memproduksi lebih sedikit model dengan tetap memperhatikan pasar yang lebih tinggi. Saingan dari Korea Selatan dan Taiwan telah memukul pembuat TV Jepang, termasuk Sony dan Sharp.

"(Kami) mengubah strategi kami untuk mengejar profitabilitas daripada fokus pada ukuran bisnis," ujar Hirai, mengacu pada unit TV.?

Dalam beberapa tahun terakhir, Sony telah menjual sejumlah aset, termasuk bisnis laptop Vaio dan unit yang membuat baterai lithium ion yang dapat diisi ulang. Komponen smartphone dan konsol game PlayStation 4 terlaris telah mendorong bisnis pelan pelan dari bawah.

Namun, perusahaan tersebut memperoleh hampir US$1 miliar write-down di unit filmnya karena kesengsaraan Sony Pictures termasuk kekecewaan box-office seperti reboot dari "Ghostbusters" Eighties klasik dengan pemeran wanita dan "Inferno", sekuel Ke "Da Vinci Code". Bisnis film adalah "masalah mendesak untuk Sony," tutup Hirai kepada wartawan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: