Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Donald Trump Akan Hadapi Tekanan Isu Perubahan Iklim dan Perdagangan Dalam Pertemuan G7 di Italia

Donald Trump Akan Hadapi Tekanan Isu Perubahan Iklim dan Perdagangan Dalam Pertemuan G7 di Italia Kredit Foto: Antara/Reuters/Yuri Gripas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menghadapi tekanan pada pertemuan pertama negara-negara industri besar pada hari Jumat dari sekutu yang ingin mempromosikan perdagangan bebas dan melindungi kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim.

Pertemuan tahunan Group of Seven (G7) diadakan di sebuah kota yang ramai dikunjungi bergaya mewah, dengan gunung berapi paling aktif di Eropa, Gunung Etna, berlatar belakang kepulan asap dari kawahnya dan Laut Mediterania berkilau di bawah tebing.

Tuan rumah Italia berharap lingkungan yang serba mewah dan santai akan memberi kesempatan kepada para pemimpin negara "kaya" untuk berdiskusi dalam waktu yang panjang mengenai berbagai isu internasional, termasuk Suriah, Korea Utara dan ekonomi global.

Mereka juga akan membahas kerja sama keamanan menyusul pemboman bunuh diri Senin di sebuah konser di Inggris utara yang menewaskan 22 orang dan diduga dilakukan oleh seorang militan muda muslim keturunan Libya yang tumbuh di Inggris.

Seorang diplomat senior Italia menyatakan bahwa Trump dan kepala negara Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang dan Kanada secara langsung mengawasi banyak isu menjelang KTT dua hari, namun Washington tetap tertutup terkait dengan isu perdagangan dan lingkungan.

Negara-negara Uni Eropa sangat berharap adanya sebuah ikrar tegas dari Amerika Serikat untuk "melawan semua bentuk proteksionisme", kata diplomat tersebut, yang menolak disebutkan namanya. Tapi mereka berjuang untuk meyakinkan presiden Amerika Serikat tentang manfaat perdagangan bebas.

"Kami akan memiliki diskusi yang jelas mengenai perdagangan dan kami akan membicarakan tentang arti dari bebas dan terbuka," penasihat ekonomi Gedung Putih Gary Cohn mengatakan kepada wartawan Kamis malam (25/5/2017), sebagaimana dikutip dari laman Channel NewsAsia, di Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Dia juga meramalkan pembicaraan yang "cukup panas" mengenai apakah Trump harus menghormati komitmen Amerika Serikat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di bawah Perjanjian Paris 2015.

Dia mengatakan presiden, yang telah menolak pemanasan global sebagai "hoax", akan membuat keputusan akhir saat kembali ke Amerika Serikat, namun menekankan bahwa dia akan menempatkan pembangunan ekonomi terlebih dahulu.

Bahkan, jika sebuah keputusan tidak diumumkan, para diplomat Eropa mengharapkan para pemimpin mereka untuk mendorong Trump untuk menangani kesepakatan emisi Paris, yang memiliki dukungan menyeluruh di seluruh benua.

"Ini adalah kesempatan nyata pertama bahwa masyarakat internasional harus memaksa pemerintah Amerika untuk mulai menunjukkan kesungguhannya, terutama mengenai kebijakan lingkungan," tutup Tristen Naylor, seorang dosen pembangunan di Universitas Oxford dan wakil direktur group reserach G20.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: