Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringkat S&P Naik, keyakinan terhadap Indonesia meningkat

Peringkat S&P Naik, keyakinan terhadap Indonesia meningkat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Analis Forextime, Lukman Otunuga mengatakan sentimen terhadap ekonomi Indonesia semakin membaik pekan ini setelah S&P menaikkan peringkat obligasi pemerintah Indonesia dari BBB- menjadi BB+ yang memasuki level investment grade. Daya tarik ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini semakin tinggi karena berhasil mendapat peringkat investment grade dari tiga badan pemeringkat terbesar sehingga seharusnya arus masuk investasi asing pun meningkat dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sinyal positif dari kenaikan peringkat ini dapat terlihat dengan penjualan obligasi negara senilai 14 triliun Rupiah pada lelang pertama, di atas target sebesar 12 triliun Rupiah.

"Data ekonomi inti Indonesia menunjukkan tren positif dan inflasi mulai stabil, sehingga ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun untuk mendukung pertumbuhan pun mungkin meningkat. Rupiah bertahan terhadap Dolar AS pada hari Selasa dengan USD IDR diperdagangkan di bawah 13.300. Penurunan yang berulang di bawah 13.280 dapat membuka jalan menuju 13.240," ujar Lukman dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Sementara itu, USD tertekan pada hari Selasa. Harga bertahan mendekati level terendah enam bulan terhadap sekeranjang mata uang karena gejolak politik di Washington sangat membebani sentimen. Pasar semakin gelisah dan meragukan kemampuan Trump untuk mengimplementasikan kebijakan pro-pertumbuhan di tengah ketidakpastian ini sehingga risiko penurunan pun semakin tinggi. Data ekonomi Amerika Serikat yang tidak terlalu mengesankan menambah runyam suasana, dan pasar mempertanyakan pengaruhnya pada Fed hawks.

"Perhatian akan tertuju pada notulen Fed yang akan dirilis di hari Rabu dan diharapkan memberi konfirmasi mengenai kenaikan suku bunga di bulan Juni. Walaupun Federal Reserve merencanakan laju kenaikan suku bunga yang agresif tahun ini, tetapi ketidakstabilan politik di Washington dan data ekonomi yang tidak terlalu bergairah dapat menghalangi upaya Fed untuk menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini. Kegelisahan yang semakin tinggi karena situasi Trump, dapat memengaruhi posisi moneter Fed di jangka yang lebih panjang dan kenaikan suku bunga ketiga di tahun 2017 bisa saja terganjal," terang Lukman.

Membaiknya risiko politik di Eropa meningkatkan selera terhadap Euro bulan ini dengan harga melejit ke level tertinggi enam bulan baru di atas 11.200 pada saat laporan ini diturunkan. Kemenangan Emmanuel Macron di Pemilu Prancis yang populis berdampak positif pada pasar dan perhatian investor pun tertuju pada ekonomi Eropa yang menguat. Kemungkinan semakin besar bahwa ECB akan mengejutkan pasar finansial pada rapat ECB mendatang karena membaiknya situasi politik akhir-akhir ini dapat mengundang posisi hawkish ECB. Data ekonomi Eropa menunjukkan tren positif sehingga ECB dapat mulai mempertimbangkan penghapusan stimulus pada rapat berikutnya yang dapat semakin memperkuat EUR.?

Emas menguat di hari Selasa melampaui US$1260 karena ketidakpastian politik di AS dan tekanan geopolitik meningkatkan selera terhadap investasi safe haven. Bulls tetap menguasai grafik harian dapat bisa mendapat cukup motivasi untuk menaklukkan US$1260 pekan ini apabila USD terus melemah. Walaupun ekspektasi kenaikan suku bunga AS mungkin menentukan arah pergerakan emas di jangka waktu yang lebih panjang, dalam jangka pendek bulls tetap memegang kendali dan harga berpotensi semakin menguat apabila level US$1260 terlampaui.

"Trader teknikal dapat memanfaatkan break penentu dan penutupan harian di atas US$1260 untuk melejitkan harga menuju US$1275," tukas Lukman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: