Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemimpin Iran: Teror Tidak Akan Menyurutkan Semangat Warga Iran

Pemimpin Iran: Teror Tidak Akan Menyurutkan Semangat Warga Iran Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemimpin tertinggi Iran mengabaikan serangan pada hari Rabu (7/7) oleh orang-orang bersenjata dan pelaku bom bunuh diri di Teheran yang menewaskan 13 orang, saat Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa negara tersebut menuai apa yang ditaburkannya.

Serangan tersebut pertama kali diklaim oleh kelompok Islamic State atau Negara Islam di Iran, dan merupakan serangan teror terburuk yang menimpa negara tersebut dalam beberapa tahun.

"Lecutan api yang terjadi hari ini tidak akan memiliki sedikit pun efek pada kehendak rakyat," kata Ayatollah Ali Khamenei setelah serangan yang sama tersebut berlangsung, yang juga menyebabkan puluhan orang cedera.

Pelaku teror menyerang simbol Iran yang paling kuat yakni kompleks parlemennya di Teheran tengah dan makam Ayatollah Ruhollah Khomeini yang memimpin revolusi Islam tahun 1979.

Sementara Trump, mengungkapkan simpati untuk para korban dan sebagai sebuah peringatan yang keras bagi negara tersebut. Pemimpin AS itu mendapat tekanan yang besar saat kunjungan Timur Tengah baru-baru ini.

"Kami menggarisbawahi bahwa negara-negara yang mensponsori terorisme akan menjadi korban kejahatan yang mereka promosikan," katanya dalam sebuah pernyataan singkat.

Gerilyawan Sunni Islamic State atau Negara Islam menganggap Syiah Iran sebagai pemurtad, dan Teheran terlibat secara mendalam dalam memerangi kelompok tersebut di Suriah dan Irak. Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden Iran Hassan Rouhani menyerukan persatuan global melawan ekstremisme yang berujung kekerasan.

"Pesan Iran selalu sama yakni terorisme adalah masalah global, dan dibutuhkan persatuan untuk melawan ekstremisme, kekerasan dan terorisme dengan kerja sama regional dan internasional adalah kebutuhan terpenting dunia sekarang ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pengawal Revolusi yang berkuasa di negara tersebut bersumpah untuk membalas dendam dan mengklaim bahwa Amerika Serikat dan Arab Saudi terlibat.

Kebuntuan itu berlangsung sekitar lima jam sebelum semua orang bersenjata bersembunyi di gedung perkantoran parlementer dan terbunuh.

Islamic State merilis video penyerang dari dalam gedung melalui agensi berita propaganda Amaq, klaim tanggung jawab yang jarang terjadi karena saat serangan masih berlangsung, ini menunjukkan tingkat koordinasi yang sudah matang direncanakan.

?Serangan tersebut dimulai pada pertengahan pagi ketika empat orang bersenjata masuk ke kompleks parlemen, menewaskan seorang penjaga dan satu orang lainnya,? menurut kantor berita ISNA.

?Penyerang parlemen berusia awal 20an dan berbicara bahasa Arab,? menurut seorang pejabat intelijen Garda Revolusi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: