Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Kesalahan dalam Menabung

Oleh: Stanley Christian, Senior Advisor AZ Consulting

Dua Kesalahan dalam Menabung Kredit Foto: AZ Consulting
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang tua memiliki peranan penting terhadap pembentukan karakter dan pola pikir setiap anak-anaknya. Salah satu yang tertanam hingga sekarang adalah menabung. Menabung tentu sangat baik dan juga melatih kebiasaan yang baik pula, namun yang terjadi saat ini, banyak orang yang menganggap menabung seolah sama dengan investasi, padahal itu tidak tepat. Berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang masih terjadi di masyarakat mengenai menabung.

1. Menganggap Tabungan Paling Untung

Data menunjukkan tabungan masih menjadi primadona untuk menempatkan dana di Indonesia. Sementara investasi reksa dana masih kalah jauh dari tabungan. Sebagai perbandingan, pada 2016 asset under management (AUM) atau dana kelolaan reksa dana sebesar Rp338,6 triliun. Sementara dana yang disimpan dalam bentuk tabungan mencapai Rp4.836,8 triliun (per akhir 2016).

Bila bicara keuntungan, jelas reksa dana memberikan return lebih tinggi daripada tabungan biasa. Sebagai contoh, suku bunga tabungan dengan dana Rp50 juta (dua bank terkemuka) sekitar 0,70% per tahun. Sementara reksa dana pasar uang sekitar 7,65% per tahun.

Jadi, dengan contoh tersebut bila Anda menyimpan Rp10 juta dalam tabungan, return yang didapatkan hanya sebesar Rp70.000. Sementara reksa dana akan memberikan Anda return lebih besar, yaitu Rp765.000. Jadi, sudah jelas mana yang lebih menguntungkan.

2. Menganggap Tabungan sebagai Investasi Jangka Panjang

Di atas sudah jelas berapa besar return yang diterima bila menabung biasa atau investasi pada reksa dana. Maka melihat kecilnya return yang didapat bila menabung biasa, menyimpan uang dalam bentuk tabungan adalah bentuk antisipasi berbagai keperluan dalam jangka pendek, bukan dalam jangka panjang. Menyimpan uang di tabungan sangat cocok untuk membiayai keperluan sehari-hari, biaya tidak terduga, ataupun dana darurat.

Sayangnya, yang terjadi saat ini masih banyak orang yang berpikir sebaliknya, memanfaatkan tabungan untuk tujuan investasi jangka panjang. Bunga yang tidak lebih besar dari inflasi kenaikan biaya pendidikan atau properti menyebabkan nilai uang yang disimpan dalam tabungan semakin merosot. Jadi, apakah Anda masih tetap ingin menabung saja untuk tujuan keuangan jangka panjang?

Menabung memang bisa dikatakan sebagai salah satu cara membentuk kebiasaan baik, namun jangan diharapkan atau dianggap sebagai instrumen investasi karena bunga yang diberikan masih terbilang rendah. Alangkah lebih bijak jika Anda menempatkan investasi pada produk investasi seperti reksa dana bila ingin merencanakan untuk jangka panjang dan menghindari menyimpan uang dalam bentuk tabungan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: