Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KPPU Endus Dugaan Praktik Kartel Bawang Putih di Makassar

KPPU Endus Dugaan Praktik Kartel Bawang Putih di Makassar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kenaikan harga bawang putih di Makassar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu, menarik perhatian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk melakukan investigasi. Ditengarai adanya praktik kartel di balik melambungnya harga komoditas itu mengingat pasokannya dari Surabaya, Jawa Timur, terbilang lancar. Investigasi KPPU di Makassar diharapkan menopang data untuk penyelidikan serupa di Surabaya.

"Kenaikan harga bawang putih itu dicek secara nasional dan dicari hulunya. Ternyata di Surabaya karena importirnya kebanyakan berada di sana. Kemudian pusat membentuk tim (untuk investigasi) di Surabaya. Adapun, kami dari KPPU Makassar ikut melakukan investigasi di sini dan akan sharing data. Jangan sampai kan sengaja ada pembagian wilayah," kata Ketua Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) Makassar Ramli Simanjuntak kepada Warta Ekonomi, belum lama ini.

Menurut Ramli, harga bawang putih di Makassar sempat melonjak hampir dua kali lipat hingga Rp59 ribu per kilogram. Setelah dilakukan operasi pasar, harga bawang putih berangsur normal dan mendekati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

"Harganya sekarang Rp40 per kilogram, itu sudah mendekati HET-nya Rp38 ribu per kilogram. Kami akan terus pantau harga bawang putih dan komoditas pangan lainnya," tegasnya.

Khusus di Makassar, Ramli menyebut pihaknya telah menelusuri ada dua sampai tiga distributor bawang putih. Mereka mendapatkan pasokan bawang putih dari importir di Surabaya. Dari penyelidikan sementara, menurut dia, sempat terjadi kenaikan harga Rp25 ribu hingga Rp30 ribu dari harga normal.

"Sebenarnya kan bisa murah. Tapi sempat naik Rp25-30 ribu dan itu terindikasi karena adanya praktik kartel," tutur dia.

Selain bawang putih, beberapa komoditas pangan lain yang harganya mengalami fluktuasi menjadi atensi. Salah satunya harga telur yang rata-rata naik Rp4 ribu per rak. KPPU sudah menelusuri ke salah satu daerah pemasoknya yakni Kabupaten Sidrap. Hasilnya, pasokan telur ayam sebenarnya melimpah, tapi terjadi kenaikan harga telur, meski tidaklah begitu signifikan.

"Harga daging ayam malah turun dan itu juga jadi perhatian," pungkas Ramli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: