Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi: Petani Terlalu Lama Monoton

Jokowi: Petani Terlalu Lama Monoton Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Temanggung -

Presiden Joko Widodo menyatakan petani di Tanah Air terlalu lama monoton, tidak berani melihat peluang-peluang yang ada dan kurang terobosan sehingga tidak bisa berkembang.

"Dulu kakao di Indonesia ini membludak, menjualnya bingung sehingga ekspornya bahan mentah," kata Jokowi saat peresmian Jembatan Gantung Kali Galeh di Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu (17/6/2017).

Ia menuturkan sekarang diharuskan ada industri kakao di Tanah Air untuk membuat coklat, industrinya berkembang tetapi kebun kakaonya tidak dikembangkan sehingga antara suplai dan permintaan tidak seimbang sehingga sekarang Indonesia impor kakao.

"Seharusnya daerah-daerah yang siap untuk ditanami kakao supaya ditanami, daerah-daerah yang siap ditanami kopi maka segera ditanam, karena komoditas ini tidak pernah turun di pasar ekspor, permintaan dunia tidak pernah turun," katanya.

Peluang-peluang seperti itu, lanjut Presiden, harus dilihat para kepala daerah, baik bupati maupun gubernur, karena yang tahu adalah bupati atau gubernur.

Menurut dia, rakyat jangan diajak misalnya menanam sawit, kemudian semua menanam sawit, begitu harganya jatuh maka semuanya ikut jatuh.

Kemudian karet, semua menanam karet, harga jatuh seperti sekarang maka semua jatuh.

Ia mengatakan semua harus bisa melihat dan bisa dikalkulasi mana komoditas yang menguntungkan, mana yang tidak, petani diajak untuk ke sana.

Presiden mengatakan kalau ada yang harganya bisa lebih baik ke depan dihitung bisa menjanjikan, tanam komoditas tersebut. "Kita terlalu lama berpikir linier, berpikir monoton, berpikir rutinitas," katanya.

"Hal itu yang akan kita ubah agar negara ini, baik provinsi maupun daerah semuanya berlomba-lomba adu kecepatan karena negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Kita tidak mau kalah dengan negara lain," katanya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: