Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antam Ekspor 165 Ribu Ton Bijih Nikel ke Tiongkok

Antam Ekspor 165 Ribu Ton Bijih Nikel ke Tiongkok Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Antam mengumumkan bahwa perusahaan telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah (= 1,7% Ni) ke luar negeri seiring dengan telah didapatkannya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sebagai langkah awal, Antam telah mengekspor 165.000 wet metric ton (wmt) bijih nikel ke Tiongkok dan tengah mempersiapkan jadwal pengapalan selanjutnya. Antam telah mendapatkan izin ekspor sebesar 2,7 juta wmt bijih nikel dan 850.000 wmt bijih bauksit.

Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan ekspor bijih nikel dan bijih bauksit yang dilakukan oleh perusahaan akan mendukung hilirisasi mineral yang telah dilakukan sejak tahun 1974, sejalan dengan pengoperasian pabrik feronikel FeNi I. Saat ini, Antam sudah memiliki beragam fasilitas pengolahan mineral baik nikel, emas, perak, maupun bauksit.

?Selama empat dekade, Antam senantiasa berupaya meningkatkan nilai tambah mineral yang dimiliki sejalan dengan kebijakan hilirisasi pemerintah,? kata Arie. Kesempatan ekspor bijih, lanjut dia, akan berdampak pada keberadaan benefit ekonomis berupa pendapatan, pajak penghasilan, bea keluar, serta kesempatan kerja yang berkaitan dengan pemanfaatan bijih kadar rendah yang belum dapat dikonsumsi di dalam negeri secara optimal.

Dalam hal hilirisasi mineral, pada bulan April 2017, Antam telah melaksanakan pemasangan tiang pancang perdana (first piling) Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) di Halmahera Timur, Maluku Utara. P3FH memiliki kapasitas produksi feronikel 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun. P3FH akan mendukung total kapasitas produksi feronikel tahunan ANTAM menjadi 40.500-43.500 TNi.

Untuk komoditas bauksit, Antam masih berfokus pada rencana pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bekerja sama dengan PT INALUM (Persero). Pabrik SGAR rencananya berkapasitas 1 juta ton SGA per tahun untuk tahap pertama. Melalui pengoperasian SGAR, ANTAM dan INALUM dapat mengolah cadangan bauksit ANTAM yang ada, sehingga INALUM akan memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri kemudian mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina.

Dalam proyek Anode Slime & Precious Metal Refinery, ANTAM bersama dengan PT Smelting (PTS) dan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) tentang kerjasama proyek pembangunan pabrik Pengolahan Anode Slime & Precious Metal Refinery. Melalui MoU tersebut, ANTAM, PTS, dan PTFI sepakat untuk bekerja sama mendukung anode slime processing and precious metals refinery yang akan didirikan ANTAM yang akan mengolah anode slime, termasuk yang berasal/dihasilkan dari smelter milik PTS dan smelter yang akan didirikan PTFI.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: