Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramadan Tahun ini Jualan Mukena di Thamrin City Sepi

Ramadan Tahun ini Jualan Mukena di Thamrin City Sepi Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah pedagang mukena di Thamrin City, Jakarta Pusat, mengeluhkan penurunan omzet penjualan pada Ramadhan 1438 Hijriah dibandingkan dengan Ramadhan 1437 Hijriah. Imul (39 tahun), pemilik Toko Bunayya yang berlokasi di Blok B Nomor 2 Lantai Dasar 1 Thamrin City, Kamis, mengatakan omzet penjualannya menurun pada Ramadhan tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kendati demikian, omset penjualan produk mukenanya bila dibandingkan dengan hari biasa, meningkat hingga 50 persen pada Ramadhan tahun ini. Pada hari biasa, Imul mendapatkan omzet Rp3 juta hingga Rp5 juta per hari. Sementara dalam Ramadhan tahun ini, omzetnya mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta per hari.

Tetapi jumlah tersebut masih jauh lebih kecil bila dibandingkan omzet rata-rata yang diraihnya pada Ramadhan 2016 yakni sekitar Rp30 juta per hari. Harga mukena yang dia pasarkan berkisar Rp30 ribu hingga Rp400 ribu.

Menurutnya, tokonya ramai dipadati pembeli mulai dari sebulan sebelum Ramadhan. Sementara mukena yang menjadi favorit para pelanggan adalah mukena Bali. "Mukena Bali yang lagi hits, coraknya menarik, bahannya dingin," katanya.

Pria lulusan S1 jurusan Manajemen Universitas Trisakti ini sudah 13 tahun berdagang di Thamrin City. Dirinya selalu mengharapkan kedatangan pembeli dari luar daerah yang berkunjung untuk membeli barang-barang di tokonya. Namun pada tahun ini jumlah pembeli semakin menurun.

Penurunan volume penjualan mukena juga dialami oleh pedagang grosir Rudi Firmansyah (45 tahun). Pemilik kios Cahaya Baru yang terletak di Blok E19 nomor 1, lantai dasar 1 Thamrin City ini mengaku mengalami penurunan penjualan hingga 20 persen pada Ramadhan tahun ini.

"Sekarang H-3 Lebaran, toko-toko masih pada buka kan? Tahun lalu, seminggu sebelum Lebaran, toko banyak yang sudah tutup, itu karena stok sudah habis," kata Rudi.

Diakuinya, sebagai pedagang grosir mukena, dirinya tidak bisa meraup keuntungan yang besar seperti para pedagang baju muslim. "Keuntungan yang kami peroleh paling cuma 10 persen. Beda dengan keuntungan jualan baju," katanya. Kelesuan penjualan mukena juga dialami Iwan (40 tahun). Pemilik Toko Nadira, Blok C3 Nomor 1 Lantai Dasar 1 Thamrin City ini menyatakan omset tokonya mengalami penurunan yang tajam pada Ramadhan tahun ini.

"Turun jauh. Hampir 70 persen turunnya. Sepi," ujar Iwan membandingkan kondisi saat ini dengan Ramadhan tahun 2016. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: