Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Juni, BI Prediksi Tingkat Inflasi di Riau Masih Terkendali

Juni, BI Prediksi Tingkat Inflasi di Riau Masih Terkendali Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Pekanbaru -

Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi pada bulan Juni masih dalam batas toleransi, karena dampak Ramadan dan Idul Fitri 1438 Hijriah terhadap kenaikan harga bahan pangan relatif terkendali.

"Inflasi masih terkendali dibandingkan tahun lalu," kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau, Siti Astiyah dalam pernyataan pers yang diterima di Pekanbaru, Kamis (29/6/2017).

Ia mengatakan lonjakan harga bahan pangan yang biasa terjadi jelang Lebaran di Provinsi Riau masih bisa ditekan, dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah pusat dan daerah serta sejumlah BUMN seperti Bulog yang melakukan intervensi dengan pasar murah seperti untuk komiditas minyak goreng, bawang putih, bawang merah dan beras.

Meski begitu, kenaikan tarif listrik dan transportasi jelang Lebaran tidak bisa dipungkiri akan tetap mempengaruhi tingkat inflasi pada bulan Juni.

Sementara itu, dalam kajian ekonomi regionalnya BI Riau memprediksi tekanan inflasi pada triwulan II-2017 akan meningkat dengan tendensi bias ke atas dari sasaran inflasi nasional. Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan terutama berasal dari permintaan masyarakat menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Selain itu, dampak lanjutan reformasi subsidi energi diperkirakan masih akan terus berlanjut pascadicabutnya subsisi listrik tahap III per 1 Mei 2017. Di sisi lain, tekanan inflasi inti juga diperkirakan sedikit meningkat akibat sejalan dengan berlanjutnya realisasi belanja pemerintah pada triwulan berjalan sehingga menekan harga dari sisi permintaan.

"Secara spasial, inflasi tertinggi berasal dari Pekanbaru, diikuti oleh Dumai dan Tembilahan," ujarnya.

BI menyatakan, perkembangan inflasi Riau secara triwulanan tercatat sebesar 1,41 persen (qtq), mengalami penurunan dibandingkan realisasi inflasi triwulanan di triwulan IV-2016 yang sebesar 2,01 persen (qtq).

Namun demikian, realisasi inflasi Riau pada triwulan I-2017 tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata historisnya dalam kurun lima tahun terakhir yang sebesar 0,63 persen (qtq).

Adapun, beberapa faktor yang berpotensi membawa inflasi triwulan II-2017 melewati batas atas kisaran proyeksi antara lain penyesuaian tarif listrik secara bertahap, kenaikan permintaan bahan makanan jelang Ramadan dan Idul Fitri, perbaikan harga komoditas dan upah minimum regional yang meningkatkan daya beli, potensi penyesuaian BBM dan terbatasnya BBM premium, kenaikan cukai rokok 10,54-13 persen per tahun, dan kenaikan biaya operasional pelaku usaha.

Sedangkan beberapa faktor yang berpotensi membawa inflasi melewati batas bawah kisaran proyeksi antara lain menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga menekan inflasi dari impor, program peningkatan populasi sapi, terjaganya ekspetasi inflasi masyarakat, kelanjutan realisasi infrastruktur pangan dan distribusi, program ketahanan pangan pemerintah pusat dengan mendorong perluasan lahan pertanian, kebijakan impor pangan, dan monitoring harga yang semakin intensif. (CP/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: