Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BEI Kaji Penurunan Harga Emiten-emiten Baru

BEI Kaji Penurunan Harga Emiten-emiten Baru Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji fenomena penurunan kapitalisasi pasar emiten-emiten baru. Pasalnya, penurunan nilai kapitalisasi pasar emiten baru tersebut dipengaruhi oleh terkoreksinya harga saham dibandingkan harga saham perdana (IPO) yang umumnya terlalu tinggi.?

"Jumlah saham beredarnya juga tidak terlalu banyak, sehingga saat harganya turun tidak ada lagi yang membeli," kata Direktur Penilaian Perusahaan, Samsul Hidayat. Samsul mengatakan, saat ini untuk menjaga likuiditas saham IPO telah diberi syarat minimal saham dilepas merujuk pada besaran ekuitas.?

Rinciannya, calon emiten dengan ekuitas hingga Rp500 miliar minimal saham beredar 20% dari dari total saham ditempatkan atau disetor penuh. Sementara calon emiten dengan ekuitas Rp500 miliar hingga Rp2 triliun maka minimal saham beredar 15%. Sedangkan calon emiten dengan ekuitas diatas Rp2 triliun maka minimal saham dilepas 10%.

Namun demikian, Samsul mengaku bahwa pihaknya belum akan merombak aturan diatas, sebab pihaknya saat ini lebih mengutamakan banyaknya jumlah emiten di BEI. "Kami lebih mengenalkan manfaat menjadi perusahaan public,"ucapnya.

Masih terkait penurunan kapitalisasi pasar emiten baru, Analis PT First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto menyarankan emiten baru haus lebih interaktif terhadap investor dan berupaya melakukan aksi korporasi lanjutan guna mengurangi penurunan kapitalisasi pasar tersebut.

"Perseroan yang telah listed, tidak selesai sampai di situ saja, mereka harus lebih rajin menginformasikan langkah-langkah perseroan ke depan," papar David. David menegaskan, penurunan kapitalisasi pasar perusahaan tercatat akan merugikan investor maupun perseroan itu sendiri, karena nilai perusahaan juga mengalami penurunan. ?Bagi perusahaan itu, penurunan kapitalisasi pasar juga menurunkan nilai perusahaan," ungkapnya.

Sebagai informasi, dari 16 emiten baru di 2017, tujuh di antaranya mengalami penurunan kapitalisasi pasar, yakni PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menyusut jadi Rp28,5 triliun dari Rp30,8 triliun, PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) menjadi Rp9,59 triliun dari Rp10,5 triliun, dan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) turun menjadi Rp3,3 triliun dari Rp5 triliun. Kemudian, kapitalisasi pasar PT Anabatic Technologies Tbk (ATIC) menurun jadi Rp1,34 triliun dari Rp1,359 triliun, PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA) menjadi Rp235 miliar dari Rp888 miliar, PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM) menjadi Rp1,5 triliun dari Rp3,4 triliun, dan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) menurun menjadi Rp3,1 triliun dari Rp5,4 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: