Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BKPM Siap Potong Rantai Investasi, Cegah Tangan Ketiga

BKPM Siap Potong Rantai Investasi, Cegah Tangan Ketiga Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menginginkan pemotongan alur investasi agar tidak perlu melalui pihak ketiga serta langsung kepada Indonesia.

"Biasanya investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) itu melalui Hongkong, Malaysia atau Singapura. Nah ini kami undang ke Indonesia langsung agar jika UEA ingin berinvestasi langsung ke Indonesia," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong di Jakarta, Senin (17/7/2017).

Menurutnya jika investasi tidak melalui pihak ketiga, maka nilai investasi yang diterima Indonesia, itu lebih besar daripada harus melalui pihak ketiga.

Kedatangan UEA ingin bekerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang seperti wisata, lalu lintas penerbangan dan energi serta sumber daya mineral.

Kamar Dagang dan Industri Uni Emirat Arab (UEA) datang kunjungi Indonesia dan UEA menyatakan siap memberikan investasi senilai 2 miliar dolar AS tiap proyek di Indonesia demi keuntungan kedua negara.

"Asalkan proyek tersebut jelas dan berjangka panjang, investasi senilai 2 miliar dolar AS bukanlah masalah bagi kami, kalau perlu lebih," kata Asisten Sekretaris Kamar Dagang dan Industri Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed A Al Nuaimi.

Nuraini mengatakan Indonesia adalah negara yang besar, serta memiliki banyak sekali potensi yang bisa digali untuk kebaikan kedua negara.

Ia menilai pemerintah Indonesia juga telah bekerja dengan baik untuk mendatangkan serta memfasilitasi para investor dari luar negeri. Beberapa sektor yang diminati antara lain perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Pariwisata dan lalu lintas udara.

"Untuk sektor energi kami sudah memulainya, terutama di sektor energi terbarukan, misalnya pembangunan pembangkit tenaga angin dan surya," kata Nuaimi.

Ia menjelaskan sistem investasi mereka bersifat terbuka, artinya tidak hanya kepada pemerintah Indonesia, namun juga industri swasta lokal yang memungkinkan untuk dikerjakan bersama.

Ia menilai, asalkan ide yang disampaikan visioner serta realistis, maka UEA akan mendukung program tersebut dengan berbagai cara, salah satunya melalui suntikan dana besar.

Sementara itu, PT Republik Global Investama (REP Global) dan Solution Maker Consultancy (SMC) , Konsultan Bisnis dan Investasi yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA) mendukung upaya pemerintah Indonesia mendatang investor UEA.

Menurut CEO REP Global, Mohamad Arifin di Jakarta, Senin, sebagai negara dengan populasi 261 juta penduduk dan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia merupakan pasar dan produsen besar yang baik pertumbuhan bisnis dan investasi.

"Karena itu, investasi asing, khususnya UAE ke Indonesia adalah darah segar untuk membangun ekonomi bagi Indonesia menjadi lebih baik dan lebih besar lagi," katanya.

Oleh karena itu, diadakan pertemuan bertajuk International Business Forum di Jakarta pada 17 Juli 2017. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: