Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BNPB: Pemda Belum 100 Persen Siapkan Penanganan Bencana

BNPB: Pemda Belum 100 Persen Siapkan Penanganan Bencana Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Medan -

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai Pemda masih kurang serius dalam menyiapkan penanganan bencana padahal ancamannya sangat besar, dan merata di seluruh pelosok Tanah Air.

"Untuk nasional iya (sudah serius), di daerah belum," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam Forum Komunikasi Wartawan di Medan, Kamis (20/7/2017).

Data yang dimiliki BNPB, dalam semester kedua 2017 tercatat 1.417 bencana yang terjadi di berbagai daerah di Tanah Air. Dalam semester tersebut, tercatat 216 orang meninggal dunia dan hilang akibat bencana, sedangkan puluhan ribu rumah mengalami kerusakan dengan kategori berat, sedang, dan ringan. Belum lagi data penduduk yang terpapar bahaya dengan kategori kelas rendah hingga tinggi.

Data BNPB berdasarkan peta ancaman dan Sensus Penduduk 2010, tercatat lebih dari 150 juta penduduk terpapar potensi bahaya gempa bumi dengan kategori kelas tinggi dan lebih dari 50 juta terpapar potensi bahaya banjir.

Ironisnya, peristiwa bencana di Tanah Air tersebut memang memiliki kecenderungan naik dalam 20 tahun terakhir. Meski kondisi cukup rawan dan potensi bencana tersebut cukup besar, tetapi sangat disayangkan jika pemda belum menunjukkan keseriusan dalam kesiapsiagaan. Indikasi itu dapat dilihat dari belum masuknya upaya menyiapkan ketangguhan untuk menghadapi bencana dalam Rancana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

"Lihat saja, apa bencana sudah masuk dalam RPJMD. Kalau prioritas dan masuk dalam RPJMD, dana penangananna pasti besar," kata Sutopo.

Selain potensi bencana yang besar karena Indonesia berada diatas tiga lempeng dunia, potensi bencana juga muncul akibat perubahan iklim yang sangat sulit diprediksi belakangan ini.

"Iklim sudah berubah. Contohnya disebutkan masuk kemarau, justru banyak daerah yang mengalami banjir," ujarnya.

Kemudian, kata Sutopo, peristiwa bencana dan fenomena alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini seolah-olah menafikan teori geografis yang ada. Ia mencontohkan teori daerah tropis yang biasanya tidak ada peristiwa puting beliung dalam bentuk besar atau hujan es.

Namun buktinya, peristiwa pernah muncul di Nagari Kampung Dalam, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok pada 21 Juli 2015.Demikian hujan es yang mulai muncul.

"Belakangan terjadi di Bandung pada 17 Maret 2017," pungkasnya.

Karena itu, BNPB selalu mendorong pemda untuk serius dan menjadi garda terdepan untuk mewujudkan ketangguhan menghadapi bencana. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: