Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Garam Naik, Petani Garam: Kami Was-Was Pemerintah Malah Impor

Harga Garam Naik, Petani Garam: Kami Was-Was Pemerintah Malah Impor Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Cirebon -

Petani garam Cirebon, Jawa Barat, mulai khawatir masuknya garam impor, mengingat harga sekarang yang sedang tinggi yaitu mencapai Rp2.800 per kilogram.

"Sekarang harganya sedang tinggi yaitu Rp2.800 per kilogramnya, kami mulai was-was nanti pemerintah malah impor," ujar petani garam Pangenan Kabupaten Cirebon, Taslim di Cirebon, Kamis (20/7/2017).

Para petani berharap pemerintah tidak melakukan impor garam, karena saat ini mereka sedang merasakan keuntungan yang cukup tinggi, akibat langkanya garam. Dirinya menuturkan jika pemerintah mengimpor garam, maka petani akan semakin sengsara, karena saat ini meski harga tinggi, namun sangat sulit memproduksi garam, jadi kalau impor dikeluarkan petani garam sangat merugi.

"Dengan masuknya garam impor dari India dan Australia yang pernah dilakukan pemerintah pada tahun 2015 lalu membuat harga garam petani lokal anjlok tajam," tuturnya.

Sementara itu petani garam lain, Yusuf menambahkan harga garam saat ini cukup untuk menjadi pelipur lara petani garam di Kabupaten Cirebon. Karena menurutnya pada tahun 2016 lalu, petani garam Cirebon tidak melakukan produksi, karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Sedangkan pada tahun sebelumnya, yaitu tahun 2015, harga garam cukup anjlok karena hasil yang melimpah dan masuknya garam impor.

"Kami sempat menjual garam Rp100 per kilogramnya, karena pada saat itu garam melimpah dan juga ada impor," ungkapnya.

Para petani mengharapkan harga garam yang sedang tinggi ini, jangan sampai terganggu akibat adanya impor garam Industri yang dilakukan oleh pemerintah, dan itu membuat garam lokal tidak ada harganya. (HYS/Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: