Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Garam Semakin Asin (1)

Harga Garam Semakin Asin (1) Kredit Foto: Antara/Zabur Karuru
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jika harga cabai melonjak diibaratkan dengan harga cabai semakin "pedas", maka harga garam yang naik dalam beberapa pekan terakhir barangkali bisa dianalogikan dengan harganya yang semakin "asin".

Harga garam di berbagai daerah dalam beberapa pekan terakhir naik. Kenaikan harga garam tersebut tidak hanya dirasakan di Jatim yang memiliki "Pulau Garam" Madura, tapi cukup merata di Indonesia, seperti Jateng, Lampung dan Jabar.

Harga garam dapur halus di sejumlah pasar tradisional di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, melonjak drastis dari Rp7.500 menjadi Rp13.000 per bal isi 20 bungkus. Sedangkan garam dapur kotak naik dari Rp5.000 per kantong isi 20 biji menjadi Rp7.000-Rp8.000 per kantong isi 20 biji.

Kenaikan juga dirasakan masyarakat di Lampung sehingga produsen ikan asin di daerah itu yang membutuhkan garam untuk proses produksinya, merasakan imbas kenaikan tersebut.

"Sekarang harga garam untuk ikan asin mencapai Rp250.000 per 50 kg atau per karung , padahal sebelumnya hanya Rp50 ribu/karung. Kenaikan harga garam ini memberatkan perajin, karena biaya produksi menjadi membengkak," kata Sarnoto, salah satu perajin ikan asin di Pulau Pasaran Bandarlampung.

Masyarakat di wilayah Madiun, Blitar, Probolinggo dan daerah lainnya di Jatim kini juga merasakan hal yang sama. Masyarakat di Kabupaten Blitar misalnya, merasakan garam di pasar setempat cukup langka, sehingga Tim Satgas Pangan daerah ini harus turun tangan untuk mengecek di lapangan.

"Sudah tiga pekan ini di wilayah kami garam agak langka. Jadi kami sidak apakah distributor melakukan penimbunan atau tidak," kata Petugas Penindakan Tim Satgas Pangan Kota Blitar yang juga Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono.

Tim Pangan Pangan Kota Blitar terus melakukan penyelidikan dan koordinasi karena kelangkaan garam bukan hanya terjadi di Kota Blitar, tetapi juga di daerah lain. Apalagi penghasil garam ada di berbagai daerah, bukan di Kota Blitar.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: