Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Standchart Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke 5,2%

Standchart Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke 5,2% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Standard Chartered Bank (Standchart) merevisi proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk tahun 2017 dari 5,3% menjadi 5,2%. Hal tersebut dapat?merefleksikan ekspektasi perseroan terhadap penurunan harga komoditas yang lebih baik, serta permintaan global yang didorong oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.

Head of ASEAN Economic Research Standard Chartered Bank, Edward Lee Wee Kok mengatakan bahwa belum lama ini Standchart menurunkan proyeksi harga minyak untuk tahun 2017 dari US$63 per barel menjadi US$56 per barel. Hal itu merupakan satu bentuk optimisme standchart atas geliat ekonomi yang disinyalir bakal tumbuh lebih cepat pada semester dua ini.

"Kemajuan berbagai proyek infrastruktur, dorongan fiskal, kelonggaran inflasi, dan peningkatan investasi swasta akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan di semester dua. Di samping itu, kelanjutan dari ekspor ore (bijih besi/nikel) menyusul relaksasi larangan ekspor akan menjadi faktor penyumbang yang positif terhadap ekspor," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/7/2017).

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa untuk tahun 2018, Standchart menjaga proyeksi PDB di angka 5,5%. Perseroan melihat pemulihan investasi swasta akan terjadi secara bertahap, kredibilitas fiskal, stabilitas politik, dan reformasi struktural yang terus berjalan dipercaya akan membantu mengembalikan kepercayaan sektor swasta. Sementara itu, penanaman modal asing atau foreign direct investment (FDI) dipercaya dapat tumbuh 5,4% secara year on year pada Q1.

Sementara itu, penjualan semen sak mengalami kenaikan hingga 10% secara year on year sejalan dengan penerimaan yang baik terhadap peluncuran berbagai properti di wilayah Jakarta. Hal itu bisa menjadi indikasi awal perbaikkan investasi swasta.?

"Permintaan terhadap corporate loan telah membaik, sehingga turut mendorong pertumbuhan total kredit dari 8,6% di bulan Februari menjadi 9,2% year on year pada Maret. Dengan demikian, pemulihan telah terkonsentrasi pada siklus sektoral seperti pertambangan," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: