Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejar Pembiayaan Rp35 Triliun, Adira Finance Fokus di Mobil Penumpang

Kejar Pembiayaan Rp35 Triliun, Adira Finance Fokus di Mobil Penumpang Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) menetapkan target?penyaluran pembiayaan sebesar Rp35 triliun di semua segmen hingga akhir tahun ini. Dari total itu, Adira Finance akan menggelontorkan pembiayaannya di segmen otomotif/kendaraan bermotor sebesar Rp31 triliun dan sisanya pembiayaan multiguna. Target ini tidak muluk-muluk bila melihat pembiayaan Adira Finance tahun lalu yang mencapai Rp30,9 triliun.

"Dari total itu, ditargetkan Rp14 triliun untuk mobil (baru, bekas, komersial, passenger) dan Rp17 triliun untuk sepeda motor (baru, bekas). Jadi komposisinya tetap sama 45 persen di mobil dan 55% di sepeda motor," ujar Harry Latif Deputi Direktur Adira Finance saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (25/7/2017).

Untuk mencapai target tersebut, Harry mengungkapkan jika pihaknya akan lebih gencar mengucurkan pembiayaan di segmen mobil passenger. Sejauh ini pembiayaan Adira Finance lebih kuat untuk segmen mobil komersial, seperti pickup dari Mitsubishi Motor.

"Dulu di Mitsubishi penjualannya paling besar segmen komersial. Sekarang kontribusi terbesar di Daihatsu. Yang kedua Mitsubishi lalu Honda dan Toyota. Suzuki scara share cukup baik," ucap dia. Selain itu, Adira Finance juga menyatakan niatnya untuk membiayai mobil penumpang terbaru asal China, yakni Wuling dan Expander, MPV terbaru andalan Mitsubishi yang baru saja dikenalkan kepada media.

"Memang ada kekhawatiran karena dulu dia motor ya. Awalnya kita ya atau tidak tapi kita sempet diajak ke pabriknya, dar situ kita surprise trnyata dia bangun pabrik sebesar itu hanya 18 bulan, dari situ wuling cukup serius lagipula sebagian besarnya dimiliki general motor. Itu yang membuat kita cukup yakin. Terakhir produknya lumayan bagus," tutur Harry.

Dengan strategi tersebut, Harry berharap komposisi pembiayaan segmen mobil komersial dan passenger bisa seimbang, masing-masing 50 persen. Selain itu, dia juga berharap ke depannya komposisi pembiayaan mobil menjadi 60 persen dan motor 40 persen.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: