Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut Soal Utang RI, Bos BKPM: Lucu dan Konyol!

Ribut Soal Utang RI, Bos BKPM: Lucu dan Konyol! Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong menegaskan bahwa utang Indonesia termasuk yang terkecil di dunia. Utang Indonesia kata Thomas hanya 30% dari PDB, sementara bila dibandingkan dengan negara Jepang sudah mencapai 220%.

?Sehingga lucu dan sedikit konyol kalau kita dikritik soal utang. Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia baru saja mendapat pujian dari Bank Dunia,? kata Thomas di Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Sekedar informasi, era kepemimpinan Joko widodo, utang Indonesia per Juni 2017 mencapai Rp3.706,52 triliun. Utang tersebut terdiri dari Rp2.979,50 triliun (80,4%) berbentuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp727,02 triliun (19,6%) berbentuk pinjaman.

Posisi utang pemerintah pusat pada Juni 2017 mengalami peningkatan secara neto sebesar Rp34,19 triliun dibanding bulan sebelumnya yang berasal dari penerbitan SBN (neto) sebesar Rp35,77 triliun dan pelunasan pinjaman (neto) sebesar Rp1,59 triliun.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa kebutuhan pemerintah untuk investasi dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia tidak bisa menunggu. Indonesia perlu untuk mengejar ketertinggalan, serta melindungi dampak pelemahan ekonomi supaya tidak berdampak langsung ke masyarakat.

?Banyak sekali pengeluaran pemerintah yang memang dibutuhkan dan harus dikeluarkan sekarang dan tidak bisa menunggu. Bahwa pemerintah perlu menjaga belanja supaya efisien itu benar. Seluruh anggaran pemerintah dipakai untuk mengejar ketertinggalan. Fiskal kita digunakan untuk mengkompensasi pelemahan ekonomi sehingga tidak langsung merembes ke masyarakat,? kata dia.

Menurutnya timbulnya utang negara tidak lepas dari kondisi kebutuhan belanja negara yang lebih besar dari penerimaan. "Utang ini bukan masalah suka atau tidak suka. Tapi ini pilihan. Sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjalankan anggaran," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: