Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wealth Management Bank Commonwealth Tumbuh 15 Persen

Wealth Management Bank Commonwealth Tumbuh 15 Persen Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) mencatat dana kelolaan termasuk dana pihak ketiga dan asset under management (AUM) bisnis wealth management sebesar Rp30 triliun di semester I 2017. Nilai tersebut tumbuh 15 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu (yoy).

"Kebanyakan orang lebih cenderung memilih produk-produk tradisional, seperti tabungan, emas, dan properti atau tanah. Meski demikian, ada peningkatan kesadaran berinvestasi di produk yang sophisticated, terutama di kalangan generasi muda. Kami yakin pasar ini akan lebih tertarik mengakses wealth management bila mendapatkan solusi perbankan digital yang komprehensif,? jelas Ivan Jaya, Head of Wealth Management & Digital Business Bank Commonwealth dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/7/2017).

Menurut Ivan, perseroan optimis pertumbuhan dana kelolaan di akhir tahun dapat mencapai double digit. Selama semester 1 tahun 2017 (year-to-date/ytd) pertumbuhannya kurang lebih 10 persen.

"Saat ini Bank Commonwealth merupakan salah satu bank yang memiliki layanan wealth management digital terlengkap, di mana nasabah bisa bertransaksi reksadana secara digital melalui internet banking dan mobile banking. Kami juga menempati posisi lima besar untuk dana kelolaan (AUM) reksa dana oleh bank di Indonesia,? tambahnya.

Wealth management saat ini berkontribusi sebesar 40% dari total pendapatan ritel Bank, dengan total nasabah premier banking sekitar 5% dari jumlah keseluruhan nasabah Bank. Melihat potensi pasar didukung dengan strategi Bank untuk fokus pada inovasi digital, tahun ini Bank memasang target dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar 27% dan kenaikan profitabilitas sebesar 20%, dengan kenaikan jumlah nasabah sebesar 25%.

Selain faktor internal, faktor eksternal Bank juga berperan penting dalam pertumbuhan wealth management. ?Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik, keberhasilan program pengampunan pajak, serta peringkat investment grade yang baru saja diberikan oleh S&P menjadi katalis bagi iklim investasi Indonesia. Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga sangat serius dalam menjalankan program-program edukasi investasi kepada masyarakat dan mengembangkan produk baru sebagai alternatif investasi,? Ivan menjelaskan.

AUM di Asia Tenggara tumbuh 9,3% (yoy) dari USS$317,1 miliar, lebih tinggi daripada pertumbuhan tahun lalu yang berada di angka 6,5%. Indonesia sendiri memimpin pertumbuhan di angka 24,2 persen (yoy), terutama didukung oleh pertumbuhan aset dana dari Syariah. Jika dilihat dari tren di layanan, wealth management masa depan akan didominasi oleh robo advisory, yang di negara-negara maju saat ini sudah mulai diterapkan.

?Konsep Robo Advisory itu sendiri sudah kami adaptasi di beberapa fungsi dan elemen advisory kami, di mana kami menawarkan real-time digital advisory terkait produk dan layanan investasi serta bancassurance kepada nasabah kami,? ujar Ivan.

Sementara itu, Direktur Retail Banking Bank Commonwealth, Rustini Dewi menjelaskan bahwa kunci keberhasilan wealth management di Bank Commonwealth adalah kemampuan memahami kebutuhan Nasabah dalam setiap fase kehidupannya dan membantu pencapaian kebutuhan tersebut dengan menawarkan layanan dan jalur distribusi yang tepat berdasar risiko profil Nasabah dan risiko pasar.

?Kami mengajak Nasabah memahami bahwa wealth management bukanlah layanan yang ditujukan untuk kaum elit saja, melainkan untuk semua kalangan masyarakat Indonesia demi mencapai aspirasi dan memenuhi kebutuhan finansialnya,? papar Dewi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: