Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Sukses Mantan Karyawan Jadi Pengusaha Penerbitan

Kisah Sukses Mantan Karyawan Jadi Pengusaha Penerbitan Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengawali karir sebagai seorang editor di sebuah perusahaan media, Hikmat Kurnia (50), pria kelahiran Bandung, 23 September 1967 kini sukses menjadi pengusaha di bidang penerbitan. Sejak menjadi seorang editor di tahun 1992, karir Hikmat terus meningkat dengan waktu yang tergolong cepat.

Hanya dengan waktu empat bulan, karir Hikmat pun tak lama naik menjadi wakil kepala editor. Kemudian satu tahun berlalu, dirinya pun mampu menduduki posisi sebagai seorang general manager. Hingga setahun berikutnya keberuntungan membawa Hikmat sampai pada tahap dirinya menjadi direktur perusahaan.

Di sanalah kemudian Hikmat mempelajari berbagai aspek tentang perusahaan. Mulai dari mengelola keuangan, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, dan sebagainya. Hikmat pun mulai memahami dan menguasai manajemen perusahaan. Namun, baginya setinggi apapun jabatan seseorang dalam sebuah perusahaan tetap ada batasan yang membuat seseorang tidak bebas mengekspresikan ide dan gagasan. Karena meski menjabat sebagai direktur, ide, gagasan, maupun mimpi, tidak bisa diaktualkan sesuka hati.

"Sebagai pegawai kita tidak bisa bebas berekpresi dengan ide, gagasan, dan mimpi kita, karena bertabrakan dengan pemilik modal, berkepentingan dengan komisaris, dan sebagainya. Nah, ketika kita berusaha sendiri maka taruhannya adalah gagasan kita. Gagasan akan jadi salah atau benar ketika kita eksekusi. Ketika gagal, yang menerima adalah diri kita. Ketika berhasil yang merasakan diri kita," tutur Hikmat kepada Warta Ekonomi di kantornya, beberapa waktu lalu.

Sembilan tahun menjalankan perusahaan orang, Hikmat mulai berpikir bahwa dirinya juga tentu mampu mengelola perusahaan sendiri. Dengan demikian, ia pun akan lebih bebas mengekspresikan ide dan gagasan tanpa batasan. Akhirnya, tepat di tahun 2001 Hikmat memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri bernama Agromedia dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama menjadi karyawan di perusahaan orang.

"Saya merasa mengurus perusahaan orang saja bisa, artinya saya punya konsep yang cukup baik, punya kompetensi yang memadai, punya jaringan, juga punya modal. Modal itu tidak harus uang. Saya tidak punya uang tetapi saya punya nama baik misalnya, punya teman-teman yang mendukung dari jaringan yang sudah terbina," ungkap Hikmat.

Bagi Hikmat yang adalah seorang lulusan ilmu sejarah, kemampuan mengelola usaha bukan berdasarkan status ataupun background pendidikan, namun dari pengalaman riil?yang memang sudah dijumpai langsung di lapangan. Ia meyakini bahwa untuk menjadi seorang pengusaha, tidak harus berlatar belakang pendidikan ekonomi ataupun bisnis. Bekal yang didapat dari perjalanan selama menjadi karyawan adalah hal penting yang dapat menjadi modal bagi calon pengusaha.

"Saya melihat nilai diri seseorang itu bukan berdasarkan pendidikan, tetapi dari aspek apa yang telah dia lakukan, yaitu pengalaman," ucapnya.

Hikmat pun dengan tekun menjalankan usaha di bidang penerbitan. Dengan terus membaca peluang dan permasalahan di masyarakat, Hikmat mengaku dapat terus berinovasi untuk bisa menciptakan solusi dan sukses dalam bisnis. Bagi Hikmat, bisnis tidak melulu tentang mencari keuntungan, namun juga harus menjadi solusi bagi permasalahan yang ada.

Sejak awal mendirikan perusahaan, Hikmat mengaku berjuang sendiri dengan kondisi hanya mampu membayar satu orang tenaga kerja, yaitu office boy. Namun seiring berjalannya waktu, Hikmat harus mengakui keterbatasan dirinya yang memang tidak bisa berjalan sendiri. Ia pun mulai mengajak orang untuk ikut menjalankan bisnis. Sampai akhirnya, Hikmat berhasil mengembangkan bisnis hingga perusahaannya mampu melahirkan 20 anak perusahaan dengan ribuan orang karyawan.

Hikmat mengaku tidak mudah dan tidak instan dalam meraih kesuksesan karena butuh waktu dan keseriusan dalam menjalankan bisnis. Ia pun tidak luput dari sebuah kegagalan, namun baginya seorang pengusaha harus selalu menempatkan diri pada posisi yang siap bangkit. Seorang pengusaha harus siap menerima kondisi berhasil ataupun gagal di waktu yang tidak dapat diprediksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: