Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SAKTI ICW Tuntut Presiden Segera Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Novel

SAKTI ICW Tuntut Presiden Segera Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Novel Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekolah Antikorupsi (SAKTI) Indonesia Corruption Watch (ICW) 2017 menuntut Presiden Joko Widodo segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Keberadaan TGPF ini menjadi penting agar penyelidikan yang dilakukan di bawah supervisi Presiden dan bisa diisi oleh gabungan penegak hukum serta masyarakat sipil," kata salah satu peserta SAKTI ICW 2017 dari Makassar Ady Anugrah saat berorasi di depan gedung KPK, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa serangan terhadap Novel adalah contoh nyata dari serangan koruptor terhadap lembaga, organisasi, dan penegak hukum yang sedang mengusut kasus korupsi yang semakin menggurita.

"Ini semakin menunjukkan bahwa negara telah abai dalam menciptakan rasa aman bagi masyarakat," kata Ady.

Menurutnya, peristiwa penyerangan terhadap Novel itu tidak bisa dilihat sebagai tindak kriminal biasa, namun harus dilihat dari apa yang sedang dilakukan oleh Novel itu sendiri.

"Saat kejadian berlangsung, Novel sedang menyidik kasus korupsi E-KTP yang merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun. Peristiwa ini merupakan perlawanan balik koruptor terhadap KPK secara institusi maupun Novel sebagai individu," tuturnya.

Ia juga menegaskan bahwa Novel tidak sendirian karena saat ini ada jutaan mata menyoroti kasus tersebut.

"Masyarakat di berbagai daerah sedang menunggu keseriusan pemerintah dan penegak hukum untuk menyelasaikan kasus ini. Tak hanya itu, masyarakat juga menunggu sikap tegas dari Presiden Joko Widodo untuk mendorong dan memberikan "deadline" kepada Kepolisian untuk mengusut tuntas perkara ini," ujarnya.

Ia pun menyatakan ketidakseriusan, pembiaran bahkan kesengajaan yang dilakukan oleh pemerintah dan penegak hukum akan melahirkan kekecewaan dan kemarahan yang nantinya bisa menjadi perlawanan yang semakin kuat serta terorganisasi.

"Kita tidak pernah menutup mata dan diam untuk terus memantau serta berteriak atas praktik korupsi yang terjadi di Indonesia," ucap Ady. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: