Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Korsel: Jangan Ada Perang Lagi di Semenanjung Korea

Presiden Korsel: Jangan Ada Perang Lagi di Semenanjung Korea Kredit Foto: Antara/Reuters/Seo Myeong-gon
Warta Ekonomi, Seoul -

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin (14/8/2017) menyatakan tidak boleh ada perang di Semenanjung Korea dan meminta Korea Utara menghentikan perilaku mengancamnya saat ketegangan Pyongyang dengan Washington meningkat dengan mengisyaratkan tindakan militer.

"Tidak boleh ada lagi perang di Semenanjung Korea. Apapun pasang surut, yang kita hadapi, masalah nuklir Korea Utara harus diselesaikan dengan damai," kata Moon dalam sambutannya pada pertemuan tetap dengan pembantunya dan penasihat utama. Pernyataan tersebut disediakan Gedung Biru, kantor kepresidenan Korea Selatan.

"Saya yakin, Amerika Serikat akan menanggapi keadaan saat ini dengan tenang dan bertanggung jawab, selaras dengan sikap kita," katanya.

Sebelumnya, penasehat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa Washington akan menggunakan "tindakan tepat" untuk melindungi AS dari ancaman Korea Utara, yang mengatakan mengembangkan rencana menembakkan roket ke dekat wilayah AS, Guam.

"Donald Trump tegas. Dia akan menggunakan tindakan tepat untuk melindungi Amerika Serikat dan warganya," kata Sebastian Gorka, wakil asisten Trump, kepada radio BBC.

"Kami tidak mengumumkan skenario masa depan kita dan cara kita akan menanggapi," katanya, "Jika Anda menunjukkan pemain di sekitar meja tangan poker Anda, Anda akan kalah dalam permainan itu. Itu bukan pemikiran bagus dalam permainan kartu, itu sangat buruk dalam geopolitik." Ketegangan meningkat sejak Korea Utara melakukan dua uji bom nuklir pada tahun lalu dan dua uji peluru kendali balistik antarbenua pada Juli. Trump mengatakan tidak akan mengizinkan Pyongyang mengembangkan senjata nuklir, yang mampu menyerang Amerika Serikat.

Korea Utara merencanakan peluncuran peluru kendali jarak menengah di wilayah Amerika Serikat di Guam pada pertengahan Agustus, kata media pemerintah Korut.

Laporan rinci mengenai serangan tersebut mengindikasikan ketegangan yang meningkat antara Pyongyang dan Washington, setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Korut awal pekan ini dan pihak Korut akan menghadapi "kemarahan besar" jika Korut mengancam AS.

Kantor berita Korea Utara KCNA menganggap ancaman Trump hanya omong kosong.

"Sepertinya dialog tidak mungkin dilakukan dengan orang yang kehilangan akal dan hanya kekuatan mutlak yang bisa menimpanya," katanya tentang Trump.

Tentara Korut sedang membangun rencana untuk menyerang kekuatan musuh di pangkalan militer utama di Guam dan untuk memberi sinyal peringatan ke AS, demikian laporan KCNA.

Guam berpenduduk sekitar 163 ribu orang, dan memiliki pangkalan militer AS yang terdiri atas skuadron kapal selam, pangkalan udara dan kelompok penjaga pantai.

Roket Hwasong-12 yang akan diluncurkan oleh Tentara Rakyat Korea (KPA) akan melintasi langit Shimane, Hiroshima dan Perfektur Koichi di Jepang, menurut laporan tersebut mengutip pernyataan komandan Pasukan Strategis KPA Kim Rak Gyom.

Roket tersebut akan terbang sejauh 3.356,7 kilometer pada 1,065 detik dan menyentuh perairan sejauh 30 hingga 40 kilometer dari Guam. (Ant)

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: