Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi Tiga Tantangan, Menteri Hanif Tawarkan Dua Solusi ini

Hadapi Tiga Tantangan, Menteri Hanif Tawarkan Dua Solusi ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Tenaga Kerja RI M. Hanif Dhakiri menekankan pentingnya training dan retraining pekerja dalam program CSR perusahaan. Hal ini guna menghadapi tiga tantangan yang dihadapi Indonesia, yakni kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran.

"Tiga tantangan ini pekerjaan semua. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri harus didukung oleh semuanya. Saat ini angka penganguran 5,3% merupakan yang terendah sejak era reformasi," ujar Hanif saat membuka acara Indonesia CSR Exhibition 2017 di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Meskipun tingkat pengangguran saat ini rendah, Hanif menjelaskan pemerintah tidak boleh berpuas diri. Pasalnya perkembangan terkini menimbul adanya tantangan baru yang harus dihadapi.

"Perkembangan kedepan akan menuntut kita untuk menghadapi tantangan ini. Perubahan teknologi yang berkembangan secara masif ini mempengaruhi banyak hal disegala bisnis. Perkembangan teknologi, pekerja dituntut untuk memiliki skill yang lebih tinggi. Skill yang nggak memadai maka akan terkena PHK. Ini yang menjadi masalah. Ini tantangan besar," jelasnya.

Menurutnya salah satu penyebab kemiskinan, ketimpangan dan penganguran itu karena skill.

"Orang miskin karena pendapatannya rendah, pendapatan rendah karena keterampilannya tidak memadai. Ini menjadi permasalahan," tuturnya.

Oleh karena itu, kata Hanif, harus ada strategi perubahan. Agar perusahaan tetap sustain idak bisa perusahaan hanya mengandalkan Sumber Daya Alam semata tapi juga Sumber Daya Manusia.

"Jadi harus ada inovasi terbososan bagi setiap SDM, ini pekerjaan kita semua untuk mengatasi semua ini. Akses pelatigan dan mutu pelatihan kerja menjadi penting. Pertahun pertumbuhan tenga kerja 2 juta. Lulusan SD smp itu ada 60 persen. Itu satu sisi yang harus kita tangani. Dari sisi lain, perkembangan teknologi ini juga harus dibarengi dengan SDM yang memadai," tambah Hanif.

Untuk menghadapi itu, Hanif menekankan pentingnya training untuk peningkatan skill dan retraining bagi pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).?

"Misalnya umur 40 tahun terus diPHK dikasih Tuhan umurnya sampai 90 tahun mau apa dia, dia harus alih keterampilan. Mereka harus dapat retraining, pelan-pelan kita sedang siapkan dana cadangan pesangon jadi dia bisa lakukan training 6 bulan pasti setelah itu dia punya peluang kerja dtmpat baru. Dengan begitu maka semua orang tidak takut lagi diPHK. Jadi training untuk mnggarap missmatch tenaga kerja, retraining untuk menggarap yang kena PHK," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: