Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Pangkas Suku Bunga, Bursa Sambut Positif

BI Pangkas Suku Bunga, Bursa Sambut Positif Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut positif keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI 7 days reverse repo) sebesar 25 basis poin sehingga menjadi 4,5 persen.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan keputusan penurunan suku bunga tersebut?akan memberikan stimulus kepada dunia usaha di tanah air sehingga akan mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Kalau tingkat suku bunga diturunkan, kemudian dunia usaha mulai hidup. Nah, mau tidak mau investasi portofolio di pasar modal akan lebih baik," ucap Samsul di Jakarta, Rabu (23/8/2017).

Lebih lanjut, Samsul menilai keputusan tersebut juga akan memudahkan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di tanah air. Pada tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.

"Untuk tingkatkan ekonomi ya tingkat suku bunga harus dilonggarkan," ucapnya.

Seperti diketahui, BI telah memastikan penurunan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen dari sebelumnya 4,75 persen sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi.

"Penurunan suku bunga diharapkan dapat memperkuat intermediasi perbankan sehingga memperkokoh stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo semalam.

Agus mengatakan kebijakan penurunan suku bunga ini konsisten dengan adanya ruang pelonggaran moneter yang tercermin dari rendahnya realisasi dan perkiraan inflasi 2017 dan 2018 dalam sasaran yang ditetapkan serta terkendalinya defisit transaksi berjalan dalam batas aman.

"Penurunan suku bunga acuan ini akan diikuti dengan penurunan suku bunga instrumen moneter lainnya," kata Agus menambahkan.

Ia mengatakan kebijakan ini juga didukung oleh risiko eksternal terkait dengan rencana kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan hanya satu kali lagi dan normalisasi neraca bank sentral AS yang mereda sehingga perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri Indonesia tetap menarik.

Untuk itu, Agus memastikan Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas lainnya untuk memastikan pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan dan reformasi struktural berjalan dengan baik sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: