Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moratorium Tak Berpengaruh, TINS Hanya Berharap Harga Timah Stabil

Moratorium Tak Berpengaruh, TINS Hanya Berharap Harga Timah Stabil Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manajemen PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menyatakan jika moratorium izin tambang timah di Bangka Belitung tidak terlalu berpengaruh terhadap perseroan. Pasalnya, perseroan hingga saat ini masih akan fokus untuk menggarap konsensi timah yang dimiliki.

Direktur Utama TINS Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan jika kegiatan operasional perseroan di konsensi timah, sedangkan moratorium yang dikeluarkan oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan itu perizinan penambangan biji timah.

"Mengenai moratorium tidak terlalu berpengaruh karena operasional kami lakukan kegiatan konsensi timah," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Ia mengungkapkan perseroan memiliki izin usaha pertambangan (IUP) yang berlaku hingga 2025 mendatang di mana total lahan konsensi yang dikuasai mencapai seluas 473 ribu hektare (Ha).

"Jadi, kami masih akan fokus di konsesi yang kami miliki saat ini," tegasnya.

Dalam kesempatan ini pria yang akrab disapa Riza itu pun menyampaikan harapannya terhadap harga timah. Dirinya berharap harga timah bisa stabil tahun ini sehingga akan mendukung kegiatan operasional perusahaan. Pihaknya pun memprediksikan jika harga timah masih akan bergerak di kisaran US$19.500 per ton hingga US$21.000 per ton.

"Saya lihat pergerakan harga (timah) relatif stabil. Mudah-mudahan harga stabil sehingga mendukung operasi timah," harapnya.

Terkait kinerja perseroan di paruh pertama tahun ini, Riza masih belum mau membeberkannya. Namun begitu, ia hanya mengucapkan syukur atas raihan kinerja yang dicapai perseroan.

"Semester satu saya cuma bisa bilang alhamdulillah saja," pungkasnya.

Sekedar informasi, pada kuartal I-2017 perseroan berhasil mencatatkan laba sebesar Rp66 miliar. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016 yang masih mengalami kerugian sebesar Rp139 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: