Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ganjar: Lagu Dangdut Anak untuk Bangun Moralitas Generasi Muda

Ganjar: Lagu Dangdut Anak untuk Bangun Moralitas Generasi Muda Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jepara -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pengurus Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia menciptakan lagu dangdut khusus untuk anak-anak sebagai salah satu upaya membangun moralitas bagi generasi muda.

"Saya berharap betul, titip buat para pencipta lagu buatkan lagu dangdut anak-anak, kalau perlu kita kumpulkan anak untuk menyanyi atau kita lombakan, kita festivalkan." kata Ganjar saat menghadiri pelantikan pengurus PAMMI Kabupaten Jepara di Lapangan Mrican, Desa Mulyoharjo, Kabupaten Jepara, Minggu.

Lagu dangdut anak-anak yang diciptakan itu diharapkan juga mengandung semangat nasionalisme, patriotisme, dan budi pekerti.

Ganjar mengaku prihatin ketika mengetahui anak-anak menyanyikan lagu berjudul "Bojo Galak" karena lagu tersebut tidak pantas dinyanyikan anak-anak.

Mantan anggota DPR RI kemudian menceritakan ketika dirinya memenuhi undangan bersepeda di salah satu kampung di Kota Semarang dan meminta anak-anak yang hadir untuk menyanyikan lagu.

"Saat itu, anak-anak menyanyikan lagu Bojo Galak sehingga judul lagu itu sekarang terngiang sama saya, diupload ke 'facebook' saya dan dikomentari banyak orang, lalu semua orang marah pada saya," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Ganjar menyampaikan agar masyarakat jangan marah-marah mengetahui hal tersebut karena itu fakta yang terjadi di masyarakat.

"Jangan marah, itu karya seni, itu realita, anak-anak semua bisa menyanyi Bojo Galak. Saya trenyuh sedih bercampur senang mendengarkan anak-anak nyanyi dengan nada yang baik, dan saya tidak yakin dia mengerti artinya," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga meminta agar erotisme penyanyi dangdut dikurangi sehingga tidak berlebihan karena bisa berdampak negatif.

"Jika saya boleh titip, dangdut Indonesia khas sekali, tidak bisa dipatahkan karena punya kekhasan dan keunikan dan masing-masing dan selalu memunculkan inovasinya. Cuma kadang-kadang erotisme dangdutnya berlebihan, mungkin nanti dari PAMMI bisa mendorong agar agak ditarik tidak terlalu berlebihan," ujarnya. (RKA/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: