Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahasiswa UI Tanya Soal Utang, ini Jawaban Sri Mulyani

Mahasiswa UI Tanya Soal Utang, ini Jawaban Sri Mulyani Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Senin (28/8/2017) di Auditorium FEB UI Depok.

Dalam kuliah umum tersebut, Menkeu menyampaikan beberapa materi, di antaranya APBN, inflasi, tarif, hingga utang. Mengenai masalah utang, Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini mendapatkan pertanyaan dari salah satu mahasiswa.

?Kita tahu utang Indonesia saat ini sangat besar. Bagaimana Ibu mengelola utang tersebut dan meyakinkan masyarakat bahwa utang tersebut dapat dikelola dengan baik,? kata Mahasiswa jurusan Akutansi tersebut.

Sekedari informasi, posisi utang pemerintah pusat sampai dengan akhir bulan Juli 2017 tercatat naik sebesar Rp3.779,98 triliun. Jumlah itu berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp3.045,0 triliun (80,6%) dan pinjaman sebesar Rp734,98 triliun (19,4%).

Ani sapaan akrab Sri Mulyani mengatakan bahwa langkah pemerintah dalam berutang untuk membiayai berbagai kebutuhan proyek pembangunan.

"Jadi kalau Republik mengumpulkan uang dari pajak hanya 11%, kalau kebutuhan itu besar mulai pendidikan, kesehatan, infrastruktur itu butuh banyak belanja, dan penerimaan tidak cukup, maka terjadi defisit, dan defisit harus dijaga," kata dia.

Pengelolaan utang pemerintah, kata Sri, juga masih lebih baik dibandingkan oleh negara-negara besar lainnya dari sisi rasio. Rasio utang Indonesia sekitar 27%-28% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau masih aman dari batas maksimal 60%.

"Kalau bicara stok utang, stok utangnya besar itu Amerika, Jepang, bahkan Jerman yang katanya paling sehat di Eropa utangnya juga gede. Dan ini memperbaiki profilnya, yang dilakukan penuh tanggung jawab, dan akuntabel, kemudian memberikan akses lembaga lain, seperti BPK, BPKP, kalau Indonesia tidak bagus, ya orang bilang jelek saja," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: